INDOSPORT.COM – Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri cetak rekor seusai ke final French Open 2023, ganda putra Indonesia kini punya tiga wakil di 10 besar ranking BWF.
Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri sebelumnya sukses menang dramatis atas wakil China, He Ji Ting/Ren Xiang Yu, di semifinal French Open 2023, dengan skor 21-16, 19-21, 22-20.
Dilansir dari akun X, Badminton Eropa, Bagas/Fikri membuat pencapaian baru dengan naik peringkat ke ranking 10 BWF setelah mengamankan tiket ke final di ajang super 750 dua kali berturut-turut.
New milestone is unlocked 🔓
— Badminton Eropa (@badmintoneropa) October 28, 2023
🇮🇩 Fikri/Maulana will rise two places to No. 10 after claiming the ticket of second consecutive S750 final! This will be their first appearance in the world's best top 10 pairs, congrats! 🔥🔥#BWFRankingWatch #BadmintonEropa https://t.co/7Vg2pd9HO6 pic.twitter.com/WjXMTQ5k7z
“Bagas/Fikri akan naik dua peringkat ke posisi 10 setelah mengamankan tiket ke final S750 dua kali berturut-turut! Hal ini akan menjadi penampilan pertama mereka di 10 besar pasangan terbaik dunia, selamat!”
Lebih lanjut, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri akan menghuni peringkat ke-10 apabila finis sebagai runner-up, sedangkan akan ke posisi 9 jika menjuarai French Open 2023.
Lantas bagaimana dengan peringkat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan? Apakah The Daddies akan terlempar dari zona 10 besar setelah bertahun-tahun terus konsisten menghuni posisi top 10?
Badminton Eropa ikut menjelaskan bahwa sang ranking 9 BWF asal Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, akan terlempar lebih dahulu, sedangkan The Daddies akan naik ke peringkat ke-9 atau tetap di posisi 10.
Yang ketendang dluan OngTeo 😬😬 Daddies either naik ke 9 or stay di 10...
— Badminton Eropa (@badmintoneropa) October 28, 2023
Dengan demikian, ganda putra Indonesia bakal punya tiga wakil di top 10 ranking BWF nanti, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (4), Ahsan/Hendra (10), dan Bagas/Fikri.
Tentu saja hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi Indonesia dan juga Bagas/Fikri, padahal awalnya BaKri sempat diremehkan Herry Iman Pierngadi gara-gara kurang konsisten.