Bukti Praveen Jordan/Melati Daeva Mulai Habis, Saatnya Regenerasi?

Kamis, 2 November 2023 15:39 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Isman Fadil
© PBSI
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. (Foto: PBSI) Copyright: © PBSI
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. (Foto: PBSI)
Bukti Masa Jaya Praveen/Melati Sudah Habis

Cuma Menang 6 Kali dari 20 Pertandingan Terakhir

Tercatat Praveen Jordan/Melati hanya mampu meraih kemenangan di enam gim dalam 20 pertandingan yang telah dilakoninya.

Yakni menang dari Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran di French Open 2023, Jian Zhenbang/Wei Yaxin di China Open 2023, Chang Kochi/Lee Chih Chen di Australian Open.

Kemudian menang atas Chan Peng Soon/Cheah Yee See di Indonesia Open 2023, Goh Soon Huat/Shevon Lai Jemie di Malaysia Masters 2023, dan Chen Tang Jie/Toh Ee Wei di Kejuaraan Asia 2023, berdasarkan statistik dari Aiscore.

Masa Emas Sudah Lewat

Masa keemasan Praveen Jordan/Melati Daeva juga dianggap sudah lewat oleh banyak Badminton Lovers.

Para penggemar menilai bahwa Praveen/Melati telah melewati usia matang sebagai pebulutangkis profesional.

Meski Praveen Jordan memang masih miliki power yang apik, namun tak bisa dipungkiri bahwa kecepatannya telah menurun.

Sementara Melati Daeva juga dianggap tidak lagi memiliki speed footwork yang gesit seperti musim-musim sebelumnya.

Pola Permainan Sudah Terbaca oleh Rival Negara Lain

Nova Widianto selaku mantan pelatih ganda campuran Pelatnas PBSI sendiri mengatakan bahwa pola permainan Praveen/Melati sudah terbaca oleh rival terutama saat terhenti di semifinal Denmark Open 2021.

"Kalau saya lihat kepercayaan diri mereka belum kembali, terutama Melati. Saya juga lihat negara-negara lain sudah membaca pola permainan mereka," ucap Nova.

Kemampuan bertahan PraMel juga lemah dan kerap ganda campuran Indonesia itu kehabisan ide untuk melancarkan serangan.

"Kami harus memperkuat lagi pertahanan Praveen/Melati. Karena bila serangan Praveen/Melati tidak bisa menembus (lawan) atau mereka tidak dapat momentun serangan, Praveen/Melati tidak bisa menerapkan pola lain karena defense mereka tidak solid," jelas Nova Widianto.

"Itu juga yang membuat mereka sering tidak konsisten. Karena begitu mereka tidak dikasih (peluang untuk melakukan) serangan, mereka seperti buntu," imbuhnya.

Performa Tidak Stabil dalam Beberapa Tahun Terakhir

Praveen/Melati sendiri telah mengalami penurunan performa dalam dua tahun belakangan. Apalagi setelah juara di All England 2020, keduanya tidak pernah lagi meraih podium utama.

Pencapaian terbaik Praveen/Melati hanyalah menjadi runner-up Thailand Open 2020, Hylo Open 2021 dan Spain Masters 2023.

Setelah itu Honey Couple kerap tersingkir di babak pertama dan kedua di sepanjang musim. Pada tahun 2023 ini, mereka sudah delapan kali gugur di 32 besar hingga French Open, kemudian delapan kali di babak kedua.