Selain Rehan/Lisa, 3 Pasangan Ganda Ini Pernah Jadi Korban 'Mulut Pedas' Herry IP

Selasa, 7 November 2023 18:16 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© Humas PP PBSI
Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik di podium juara Denmark Open 2023 (Foto: Humas PP PBSI) Copyright: © Humas PP PBSI
Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik di podium juara Denmark Open 2023 (Foto: Humas PP PBSI)
1. Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri

Ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri pernah mencatat hasil buruk pada Kejuaraan Dunia 2022. Ini menjadi rekor buruk mereka yang berstatus sebagai juara All England di tahun yang sama.

Kala itu, Bagas/Fikri yang berstatus sebagai unggulan ke-15 harus dihentikan langkahnya oleh ganda Skotlandia Alexander Dunn/Adam Hall pada babak kedua secara rubber game dengan skor 21-17, 19-21, 15-21.

Usai pertandingan tersebut, Herry IP mengatakan bahwa masalah yang dihadapi Bagas/Fikri adalah mental bertanding yang terus menukik. Dia menyebut mental Bagas/Fikri drop.

“Kalau menurut saya mental bertanding Bagas/Fikri itu menurun, drop ya. Dan belum kembali lagi. Di latihan mereka normal, biasa. Tapi di pertandingan tidak bisa keluar. Apa yang sudah dilatih hilang semua. Malah di lapangan terlihat panik, bingung mau main seperti apa,” ucap Herry IP.

“Sehari-hari sering saya ingatkan agar motivasinya ditambah. Tapi yang menjadi masalah itu di lapangan. Percaya dirinya tidak ada, gregetnya hilang. Ini yang harus segera disikapi dan menjadi PR.”

Pelatih berjuluk Coach Naga Api tersebut kemudian berharap Bagas/Fikri bisa cepat bangkit dan segera berbenah agar prestasinya tidak menurun.

2. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto

Tercatat sebelum All England 2022, Fajar/Rian yang saat itu berperingkat 9 dunia selalu kandas sebelum babak semifinal dalam 14 dari 17 turnamen yang mereka ikuti.

Tepat pada 22 Maret 2022, pelatih ganda putra Herry IP mengeluarkan kata-kata pedas menyoroti performa Fajar/Rian seusai tersingkir di babak pertama All England.

“Secara ranking, Fajar/Rian memang masih di atas. Tetapi secara kemampuan, teknik permainan, dan prestasi dua tahun terakhir, Fajar/Rian sejatinya telah disalip oleh para junior mereka,” tutur Herry IP.

Tentunya tidak mudah menghadapi kritikan pedas sang pelatih. Namun, Fajar/Rian menjadikan hal itu sebuah motivasi untuk bangkit dan membuktikan diri.

Pembuktian pun terjadi saat mereka tampil menawan hingga meraih sejumlah gelar yang mengantarkan mereka menduduki peringkat 1 ranking BWF tahun lalu.