Bukti-bukti Ganda Putra Indonesia Sedang Tidak Baik-baik Saja Jelang Olimpiade 2024
1. Mutasi Herry IP ke Ganda Campuran
Dengan dedikasinya melatih ganda putra di PBSI sejak puluhan tahun lalu, Herry Iman Pierngadi (Herry IP) diharapkan bisa mengantarkan sektor itu meraih medali emas Olimpiade Paris 2024 mendatang.
Hanya saja sejak 1 September 2023, PBSI memutuskan memutasi Herry IP menjadi pelatih kepala ganda campuran pelatnas karena sektor itu dinilai lebih tidak baik-baik saja ketimbang ganda putra.
‘Penerimaan’ Herry IP pada keputusan PBSI itu pun sebenarnya bisa mengerti mengingat di ganda putra juga Indonesia sudah memiliki Aryono Miranat yang juga dipandang sama-sama bertangan dingin.
Meski begitu, dilemma masih saja dirasakan pecinta bulutangkis karena sampai saat ini ganda putra Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di saat tahun 2024 akan segera datang.
2. Ganda Putra Indonesia Banyak Dibebat Cedera
Seberapapun hebatnya Aryono Miranat mengisi pos yang ditinggalkan Herry IP sebagai pelatih kepala ganda putra Indonesia, namun jika atletnya cedera, tentu akan tetap mempengaruhi prestasi yang ada.
Saat ini harus diakui jika ganda putra sangat banyak yang ditimpa cedera, salah satunya akibat maratonnya turnamen yang digelar BWF.
Seperti Yeremia Rambitan yang belum kembali ke top performa sejak comeback dari cedera ACL tahun lalu di Indonesia Open.
Kemudian Fajar Alfian yang sempat menderita cedera kaki, Rian Ardianto dengan cedera bahu, hingga Daniel Marthin dengan permasalahan di bagian matanya.
Belum lagi sejak menurunnya performa Kevin Sanjaya/Marcus Gideon karena cedera, belum ada satu pun ganda putra Indonesia yang sekonsisten mereka soal pencapaian di tiap turnamen bulutangkis.
Lantas pertanyaannya, apakah langkah PBSI untuk kembali membangkitkan prestasi ganda putra Indonesia mengingat Olimpiade Paris 2024 tinggal menghitung hari?