Nitya/Greysia: Pasangan Tiongkok Lebih Siap
Sempat unggul pada interval pertama dengan kedudukan 11-10, Nitya/Greysia tidak mampu lagi meraih poin dan harus kehilangan gim pertama dengan kedudukan 11-21.
"Tadi kita sempat unggul dengan pola permainan yang kita terapkan, tapi setelah interval gim pertama, kita stuck di poin 11. dari pola permainan mereka juga sudah mulai menekan, kita kurang bisa membalikan seperti di awal," jelas Nitya.
Greysia menambahkan bahwa mereka juga menyadari sekali bahwa ganda putri Tiongkok ini telah mempersiapkan sekali pertandingan final hari ini. Dari segi serangan, kecepatan, ganda Tiongkok ini sangat unggul.
"Kita sadar betul bahwa China mempersiapkan banget pertandingan hari ini. Kaki mereka lebih cepat, serangannya juga oke. Mereka juga lebih baik pada set kedua, mereka bermain dengan konsisten dan tidak mau kecolongan," sambung Greysia.
Menjadi satu-satunya wakil Indonesia di partai Final BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015, Nitya/Greysia merasa tidak terbebani dengan hal itu.
"Menjadi wakil Indonesia satu-satunya di babak final, kita tidak menganggapnya sebagai beban. Kita cuma mau buktikan bahwa kita bisa lebih baik dari sebelumnya.," jelas Nitya.
Selama ini, Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) selalu memberikan target kepada ganda putra dan ganda campuran, dan untuk kali ini baik ganda campuran ataupun ganda putra gagal melangkah ke babak final dan hanya menyisakan ganda putri sebagai wakil tunggal.
Mengomentari hal itu, pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian mengatakan kalau PBSI menargetakan hal tersebut, itu akan menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk dapat merealisasikannya.
"Kalau menjadi target dari PBSI, itu akan menjadi tanggung jawab saya. Sedangkan pelapis saat ini, saya harus bekerja keras untuk mendapatkan pasangan yang bisa mendekati Nitya/Greysia. Itu bukanlah pekerjaan mudah," terang Eng Hian.