Pebulutangkis Merah Putih Yang Hijrah ke Luar Negeri
Sebut saja mantan pemain tunggal putri Indonesa, Mia Audina. Pebulutangkis kelahiran Jakarta, 22 Agustus 1979 yang pernah mengharumkan nama bangsa lewat prestasi gemilangnya saat menyabet medali perak Olimpiade Atlanta 1996 itu, pada tahun 1999, pemain yang saat itu di gadang-gadang bakal menjadi penerus seniornya, Susi Susanti memutuskan pindah warga negara Belanda.
Tentu Mia pun mempunyai alasan khsusus untuk memutuskan pindah ke negeri kincir angin itu. Alasannya, karena Mia mengikuti sang suami, Tylio Lobman, yang merupakan seorang penyanyi gospel asal Suriname berkebangsaan Belanda.
Mia bukanlah pebulutangkis tanah air terakhir yang memutuskan hijrah ke negri orang. Sampai saat ini, masih banyak lagi atlet-atlet bulutangkis Indonesia yang terdaftar berkewarganegaraan asing.
Berikut Indosport merangkumnya dalam Pebulutangkis Aktif Merah Putih Yang Hijrah Dari Tanah Air.
1. Mia Audina
Banyak dibicarakan sebagai calon penerus Susi Susanti, Mia Audina membuktikannya dengan meraih medali perak di Olimpiade Atlanta 1996. Sekitar 8 tahun kemudian, Mia juga berhasil meraih prestasi yang sama. Sayangnya, prestasi tersebut ditorehkan saat Mia sudah menjadi warga negara Belanda.
2. Tony Gunawan
Setelah Mia, kemudian sang peraih medali emas ganda putra Olimpiade Sydne 2000,Tony Gunawan yang saat itu berpasangan dengan Candra Wijaya, yang berikutnya dinyatakan berpindah kewarganegaraan. Pada tahun 2002, Tony secara resmi menjadi warga Negara America Serikat.
3. Halim Haryanto
Halim Haryanto adalah mantan pasangan Tony Gunawan saat menjadi juara dunia ganda putra tahun 2001. Pria kelahiran Bandung, 23 November 1976 tersebut terdaftar mewakili tim bulutangkis AS sejak 2005, mengikuti jejak mantan pasanagnnya, Tony Gunawan.
4. Albertus Susanto Njoto
Atlet spesialis ganda putra Albertus Njoto memutuskan pindah kenegaraan menjadi Hongkong. Juara Ganda Putra Filipina Terbuka 2006 saat berpasangan dengan Yohan Hadikusuma tersebut memutuskan untuk pindah kewarganegaraan menjadi Hongkong dengan alasan persaingan untuk masuk pelatnas bulutangkis Indonesia terlalu berat.
5. Sinta Mulia Sari
Pebulutangkis spesialis ganda putri Shinta Mulia Sari, memutuskan hijrah ke Singapura dan berhasil menjadi tim bulutangkis nasional Singapura..Meski awalnya menekuni nomor tunggal putri, namun prestasinya lebih bersinar di nomor ganda, Gelar terakhir yang didapatnya adalah medali Perunggu SEA Games ke 26 di Jakarta bersama Yu Yan Vanessa Neo.
6. Danny Bawa Chrisnata
Sekitar tahun 2013 lalu, Danny Bawa Chrisnanta resmi menjadi warga negara Singapura, Prestasi Danny setelah berbendera Singapura cukup membanggakan. Ia bersama pasasngannya
Yu Yan Vanessa Neo, menjadi juara di ajang Yonex Dutch Open 2013.
Sebelum memutuskan hijrah, pada tahun 2006, Danny sempat berpasangan dengan Debby Susanto di ganda campuran dan Afiat Yuris Wirawan di ganda putra. Di dua nomor tersebut, Danny berhasil meraih gelar juara di Kejurnas PBSI.
7. Setyana Mapasa
Pebulutangkis muda Indonesia spesialis tunggal dan ganda putri, Setyana mapasa, sejak tahun 2014 lalu, dirinya berbenderaa Australia dan mendapat status Permanent Resident (PR). Permanent Resident merupakan izin tinggal tetap berbentuk visa yang berlaku selama lima tahun. Pemegang visa ini akan diberikan fasilitas yang sama dengan warga negara Australia diantaranya tunjangan pendidikan, kesehatan, tunjangan sosial serta memiliki hak untuk menjadi warga negara.
Meski bersifat sementara, namun pemaian yang pernah mendrita cedera Meniscus injury (cedera bantalan lutut) yang cukup parah Setelah ajang World Junior Championships 2012 di Jepang itu, beberapa kali terlibat di ajang turnamen bergengsi internasional mewakili Australia. Seperti pada ajang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015 lalu, dirinya bermaian di nomor ganda putri bersama pasangannya, Gronya Somerville.