Pertaruhan Harga Diri Bangsa di Lapangan Tenis Senayan
54 tahun berselang setelah even akbar tersebut, Indonesia kembali mendapat kepercayaan untuk jadi tuan rumah di even olahraga terakbar negara-negara di kawasan Asia ini. Namun ada hal yang mengusik hati kita sebagai sebuah bangsa.
Salah satu fasilitas yang ada di stadion GBK yang dibangun pada 1962 ini ternyata juga belum pernah diperbaiki total atau renovasi sejak pertama kali dibangun.
Lapangan tenis Senanyan. Hingga detik ini seperti penelusuran INDOSPORT masih jauh dari kata layak untuk bisa dijadikan sebagai venue olahraga berstandar internasional.
Beberapa fasilitas yang berada di area lapangan tennis Senayan ini sudah lapuk di makan usia. Bangku-bangku penonton yang masih terbuat dari kayu memanjang di setiap tribunnya terlihat sudah terlalu kuno untuk lapangan tenis bertaraf internasional.
Tak hanya bangku penonton yang telah lapuk, besi-besi penyangga yang sudah berkarat pun tampak terlihat di sisi-sisi pagar pembatas serta tangga menuju tribun.
Tak hanya itu, lapangan pendukung lainnya yang berada di sekitar lapangan outdor dan indoor pun tampak sudah saat untuk disentuh dan dipercantik. Garis-garis pembatas yang sudah memudar menyulitkan para petenis untuk dapat bertlatih serius.
Rencana renovasi infrastruktur memang sudah diperintahkan oleh Presiden Jokowi jelang Asian Games 2018. Pun demikian dengan instruksi dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama yang segera adanya perbaikan fasilitas olahraga jelang Asian Games 2018.
1. Jadi Kewajiban dan Keharusan
Pengurus lapangan tenis Senayan serta Persatuan Lawn Tennis Indonesia (Pelti) yang kerap menggunakan lapangan ini sebagai tempat berlatih para petenis Indonesia menyambut positif perenovasian ini.
Diutarakan oleh Isdi selaku manajer lapangan tenis Senayan memang inilah saatnya untuk lapangan ini mempercantik diri.
"Inilah saatnya, kapan lagi dan memang lapangan ini sudah harus direnovasi dalam skala besar," ucap Isdi.
Senada dengan Isdi, Sekretaris Jenderal PB Pelti, Goenawan Tedjo pun mendukung niat pemerintah untuk segera merenovasi lapangan tenis Senayan.
"Renovasi memang sudah saatnya. Kita sudah tertinggal jauh dengan negeri tetangga, Dan memang ini sudah puluhan tahun tidak direnovasi," ucap Goenawan kepada INDOSPORT.
2. Lebih Modern dan Multifungsi
Harapan bermunculan akan rancangan serta tampilan lapangan tenis Senayan bila di renovasi nanti. Dari taraf internasional serta tampilan yang lebih modern diharapkan para pecinta tenis ini.
Tak hanya itu, lapangan tenis Senayan sendiri berharap ke depannya dapat multifungsi.
"Kita sih mengharapkan nanti menjadi multifungsi. Karena kalau tidak kan selepas menggelar Asian Games mau buat apa. Lebih baik bisa multifungsi jadi dapat digunakan lainnya sehingga menutup biaya operasional bulanan," harap Isdi.
"Memang ini terkendala dengan status nasional heritage-nya tapi saya rasa kita tak perlu mengubah bentuk aslinya. Namun lebih membuat lapangan ini lebih modern,"
Sementara PB Pelti berharap bahwa nantinya Indonesia tak akan tertinggal jauh akan Malaysia dan Singapura yang memiliki lapangan tenis bertaraf internasional.
"Kalau bisa nanti kita memiliki lapangan indoor dengan ber ac. Masa kita kalah dengan Malaysia yang memiliki Bukit Jalil, Sementara Singapura jangan ditanya."
"Saya yakin kita bisa memiliki lapangan seperti itu dan memang ini momen yang tepat jelang Asian Games. namun meski begitu kita tak boleh melupakan lapangan outdoor-nya," jelas Goenawan.
3. Akan 'Menjual' dan Tak Buat Malu Indonesia
Tentunya dengan perenovasian nantinya dampak yang akan dirasakan pun positif. Tampilan baru lapangan tenis Senayan nantinya dipastikan tidak akan membuat malu dan mencoreng citra Indonesia.
"Kalau sudah di renovasi dan lebih bagus tentu kita sebagai tuan rumah tak akan malu lagi akan para peserta. Namun kalau masih saat ini kondisinya tentu yang ada kita membuat malu diri kita sendiri,' ucap Isdi.
Sementara itu, dari Goenawan Tedjo selaku Sekjen Pelti bahwa dengan langkah renovasi ini akan membuat para event organizer tenis internasional akan melirik Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan tenis internasional.
"Sebenarnya undangan dari luar negeri untuk kita menjadi tuan rumah sudah banyak berdatangan. Tapi balik lagi kita tak ada fasilitas yang memadai dan akhirnya gagal,"
"Jadi dengan nantinya ini direnovasi bukan tidak mungkin event tenis internasional akan kita laksanakan di sini. Karena kita sendiri memang menjadi dasar EO luar untuk menggelar eventnya di sini," jelas Goenawan.