Deretan 'Darah Muda' di Tubuh Tim Uber Indonesia
Tim Uber menunjukkan hasil positif usai dalam dua laga kualifikasi Grup C sukses menumbangkan lawan mereka, yakni Bulgaria dan Hongkong. Tiket ke perempatfinal pun digenggam walau dalam laga terakhir harus menyerah dari tim kuat Thailand.
Diiisi deretan pemain muda, Tim Uber memang tak dibebani harapan muluk-muluk di ajang beregu itu tahun ini. Berbeda dengan Tim Thomas yang diproyeksikan masuk babak final, Tim Uber hanya diharapkan mampu masuk ke babak delapan besar.
Tentunya kesuksesan tersebut diharapkan terus berlanjut di babak selanjutnya, bahkan hingga final. Menajer Tim Uber Indonesia, Rexy Manaky pun mewanti-wanti para anggota tim Uber agar tak serta merta puas setelah mengantongi tiket babak delapan besar.
“Dengan kemenangan ini, ada dua kemungkinan yang terjadi pada tim Uber. Mereka mungkin merasa puas karena sudah mencapai target, tidak boleh seperti ini. Adalah tugas kami untuk menjaga motivasi mereka,” ujar Rexy.
Kehadiran wajah-wajah baru terutama para pemain muda menjadi warna lain yang membuat semangat baru tumbuh di skuat tim Uber. INDOSPORT merangkum profil-profil tim muda di skuat Tim Uber Indonesia tahun ini.
1. Hanna Ramadini
Hanna Ramadini merupakan salah satu tunggal putri yang masuk jajaran Tim Uber Indonesia 2016. Penampilan Hana di dua pertandingan awal kualifikasi Piala Uber cukup menganggumkan.
Pemain 21 tahun itu sukses memberi kemenangan saat Indonesia menumbangkan Bulgaria 5-0 di laga perdana dengan menjungkalkan Maria Mitsova dengan skor 21-17 dan 21-16.
Kegemilangan Hanna berlanjut saat menghadapi Hongkong. Ia menjelma menjadi penentu kemenangan saat Indonesia menaklukkan Tim Uber Hongkong dengan skor tipis 3-2. Hanna membungkam tunggal putri Hongkong, Ng Wing Yung, dalam dua set langsung dengan skor 21-16, 21-11.
“Alhamdulillah bisa menang di partai penentuan, tadi di awal agak tegang juga sih, saya bermain hati-hati. Pokoknya saya kejar kemanapun arah bola dan tidak mau mati,” kata Hanna ketika ditanya awak media.
Hanna sendiri merupakan pemain jebolan PB Mutiara Cardinal, yang merupakan sebuah klub Badminton asal Bandung, Jawa Barat. Pemain kelahiran Tasikmalaya itu kini menempati peringkat ke-63 tunggal putri dunia versi BWF.
Untuk kategori individu, Hanna sukses menjuarai ajang Swiss International 2014 usai menumbangkan rekan senegaranya Dnar Dyah Ayustine. Setahun sebelumnya, Hanna juga sukses menjadi juara di ajang Vietnam International usai mengalahkan Pornpawee Chochuwong dengan skor 21-14 dan 21-19.
2. Anggia Shitta Awanda
Untuk sektor ganda putri, nama Anggia Shitta Awanda mencuri perhatian setelah dalam Piala Uber kali ini ia harus dua kali berganti pasangan. Di laga perdana kontra Bulgaria, Anggia yang berpasangan dengan Ni Ketut Mahadewi Istirani sukses menuntaskan perlawanan Gabriela Stoeva dan Stevani Stoeva dengan skor 21-16 15-21 21-18.
Lalu di pertandingan kedua melawan Hong Kong, Anggia giliran berpasangan dengan Greysia Polii. Bersama pemain senior tersebut, Anggi berhasil menumbangkan Ying Suet Tse/Si Ying dua set langsung, 21-10 dan 21-16. Kemenangan Greysia/Anggita tersebut membawa Tim Uber Indonesia sukses menyamakan kedudukan menjadi 1-1 usai sebelumnya tertinggal.
Anggia merupakan salah satu pemain muda yang menghiasi tim Uber Indonesia tahun 2016. Pada 2011 silam, pebulutangkis 21 tahun itu sukses meraih medali perak dalam Kejuaraan Dunia saat bertandem dengan Shella Devi Aulia.
Sedangkan pada 2015 lalu, Anggia bersama pasangannya Ni Ketut memenangkan ajang Hanoi International usai menumbangkan ganda Thailand, Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong.
3. Della Destiara Haris
Della juga merupakan bintang muda yang memperkuat sektor ganda putri di skuat Tim Uber Indonesia 2016. Di pertandingan pertama melawan Bulgaria, Della yang berpasangan dengan Rosyita Eka Putri sukses menumbngkan pasangan Mariya Mitsova/Petya Nedelcheva dalam dua set langsung, 21-9 21-11.
Della yang kelahiran 8 Desember 1992 itu kini menempati peringkat 34 dunia ganda putri dunia bersama pasangannya, Rosyita Eka Putri Sari, per 21 April 2016.
Pemain spesialis ganda campuran itu sebelumnya sempat menjadi ganda campuran bersama Angga Pratama, sebelum akhirnya memulai debutnya sebagai pemain ganda campuran bersama Rosyita Eka Putri di ajang Austria Open Internationl Challenge.
Sayangnya, pasangan tersebut dihentikan ganda putri Inggris. Seminggu kemudian keduanya kembali berpartisipasi di ajang German Open Grand Prix Gold dan keluar sebagai runner up.
4. Rosyita Eka Putri Sari
Rosyita Eka Putri merupakan pemain muda untuk sektro ganda putri di ajang Pala Uber 2016. Rosyita berpasangan dengan Della Destiana Harris sementara di nomor ganda campuran, ia berpartner dengan Muhammad Rian Ardianto.
Pemain kelahiran 6 Juli 1996 silam itu merasakan pengalaman berganti-ganti pasangang untuk kategori ganda putri sebelum akhirnya benar-benar dipasangkan dengan Della Destiana.
Mulai bergabung dengan klub bulutangkis PB Djarum sejak 2011, Rosyita berpartisipasi dalam ajang World Junior Championship untuk kategori ganda putri dan ganda campuran pada 2014 silam di Alor Setar, Malaysia.
Berpasangan dengan Della Destiana Haris, Rosyta mengkuit ajang Austria Open 2015 silam namun harus terhenti di babak semifinal usai ditumbangkan pasangan Inggris Heather Olver/Lauren Smith dalam tiga set, 20-22, 21-19, 19-21.
5. Ni Ketut Mahadewi Istirani
Pebulutangkis asal Bali ini merupakan jebolan PB Jaya Raya Suryanaga yang merupakan sebuah klub bulutangkis asal Surabaya, Jawa Timur. Klub tersebut sebelumnya dikenal sukse melahirkn pebulutngkis papan atas Indonesia lainnya seperti Sony Dwi Kuncoro, Alvent Yulianto, Rian Agung Saputro, dan Lindaweni Fanetri.
Bermain di sektor ganda putri, Ni Ketut kini dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda di Tim Uber Indonesia 2016. Sebelumnya Anggia/Ni Ketut sukses menjuarai Chinese Taipei Masters 2015 usai menumbangkan pasangan Jepang, Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto dalam dua set langsung, 21-19 dan 21-14.