Inggris Dilanda Teror, Para Petenis Top Tak Gentar Main di Wimbledon
Serangan terorisme yang bertubi-tubi menyerang Inggris tak membuat para petenis takut untuk berlaga di turnamen tenis paling bergengsi, yakni Wimbledon. Dalam kurun tiga bulan terakhir, dilaporkan ada tiga serangan yang menimpa London dan Manchester.
Terakhir adalah serangan ke Kota London yang mengakibatkan tujuh orang tewas di London Bridge dan Borough Market pada Sabtu (03/06/17) waktu setempat.
Namun hal ini tak membuat Novak Djokovic dan petenis top lainnya gentar untuk berlaga di Grand Slam ketiga tahun ini yang akan dihelat 3-16 Juli mendatang.
Baca Juga |
---|
"Saya tak berpikir 'Oh, haruskah saya pergi? Haruskah saya tidak pergi bersama diri sendiri dan keluarga?' Karena itu bisa terjadi di mana saja. Jika itu terjadi di London, Paris, Nice, itu bisa terjadi di mana pun," tutur Djokovic seperti dikutip Yahoo Sport.
"Maksud saya, jika kita hidup dalam ketakutan, itu namanya bukan hidup. Jika Anda ditakdirkan berada di tempat yang salah dan waktu yang tak tepat, itu bisa terjadi pada semua orang. Amit-amit," tambah juara tiga kali Wimbledon itu.
"Saya yakin Wimbledon bisa mengatasinya. Ini sepertinya dunia yang harus kita hidupi akhir-akhir ini dan tak menyenangkan bagi siapa pun. Namun Anda harus mempercayai pihak berwajib yang bertugas dan mereka tahu apa yang mereka lakukan," timpal Jamie, saudara kandung petenis nomor satu dunia, Andy Murray.
Senada dengan keduanya, Rafael Nadal juga turut mengomentari peristiwa mengerikan yang terjadi di Negeri Ratu Elizabeth itu. "Dengan adanya hal-hal seperti ini, Anda tak bisa merasa aman seratus persen."
"Sulit menerima hal-hal seperti ini, tetapi ini terjadi sangat sering belakangan dan sulit untuk mengubahnya saat ini," tandasnya.