Begini Cara 3 Pebulutangkis Top Dunia Sindir BWF soal Peraturan Servis
Peraturan servis baru yang ditetapkan oleh Asosiasi Bulutangkis dunia banyak menuai pro kontra. Peraturan yang mengatakan servis kok seharusnya dilakukan kurang dari 1,15 meter dari permukaan lapangan juga akan dicoba di All England Open di Birmingham, yang akan berlangsung pada 14-18 Maret 2018.
Peraturan bulutangkis baru yang kontroversial tersebut bakal merugikan sejumlah pebulutangkis jangkung yang juga telah dikecam keras oleh beberapa tokoh dan juga pebulutangkis top dunia seperti Lee Chong Wei, Lin Dan, serta Viktor Axelsen.
1. Lee Chong Wei
Pebulutangkis nomor 2 dunia Lee Chong Wei mengkritik aturan servis baru yang mulai berlaku pada 1 Maret 2018. Ia mengklaim bahwa peraturan itu seharusnya diuji dulu di pertandingan yang levelnya lebih kecil.
“BWF seharunya memilih turnamen kecil untuk mengujinya,” kata Lee seperti dilansir New Straits Times.
Lee yang tidak termasuk pemain jangkung dengan tinggi 1,72 meter pun merasa cukup dirugikan. Lee sendiri akan bermain di All England Open sehingga perlu melakukan penyesuaian terhadap permainannya.
“Jika saya membuat kesalahan dengan servis saya selama All England, saya akan meminta wasit mencontohkan cara yang tepat untuk melakukannya,” kata bintang Malaysia tersebut dengan nada menyindir.
2. Viktor Axelsen
Pebulutangkis nomor 1 dunia, Viktor Axelsen, juga menyebutkan peraturan baru BWF itu konyol. Pada bulan April 2017, Viktor dan rekannya Mads Kolding sempat mengungah sebuah video di Youtube.
Dengan bahasa Mandarin, mereka berdua menunjukkan betapa sulitnya melakukan aturan baru itu dengan tinggi badan mereka yang mencapai lebih dari 190 cm. Axelsen terlihat mengejek peraturan tersebut dengan berjongkok dan berlutut saat mencoba aturan servis baru ini.
Di akun resmi Instagram Axelsen (@viktoraxelsen) pada bulan Januari 2018 bersama rekan senegaranya, melakukan uji coba servis dengan aturan baru dengan bantuan sebuah papan pembatas.
Mereka menyindir aturan BWF jika postur tubuh tinggi otomatis servis dilakukan di bawah pusar dan dengan postur tubuh pendek, servis dilakukan di atas pusar.
Dalam postingan lain, Axelsen bersama dua rekannya menuliskan sebuah pernyataan panjang yang mendesak agar BWF mempertimbangkan kembali implikasi jangka pendek dan jangka panjang dari perubaan peraturan ini yang berkaitan dengan perkembangan olahraga.
“Saya benar-benar ingin ini menjadi olahraga yang bisa dinikmati semua orang, terlepas dari tinggi badan. Dan untuk dicatat, pesan ini ditulis oleh individu yang lebih pendek (170cm / 67 inci) yang suka bermain melawan lawan yang lebih tinggi karena keuntungan yang jelas ada saat melakukan tembakan yang lebih dekat dari tanah,” tutupnya.
3. Lin Dan
Lin Dan juga menyampaikan keberatannya mengenai peraturan baru BWF soal servis di halaman media sosialnya. “Saya merasa tak berdaya karena BWF mengubah hal yang paling mendasar dalam bulutangkis, yaitu servisnya," tuturnya sebagaimana dikutip Badminton Planet.
"Saya sudah bermain bulutangkis selama lebih dari 30 tahun dan telah bertanding dalam banyak kompetisi besar selama lebih dari 10 tahun, tidak menyangka bahwa pada tahun 2018, saya benar-benar membutuhkan BWF untuk mengajari saya cara servis. Jujur saja, ini konyol!” ungkapnya.
Awalnya, Lin Dan berpikir BWF akan menerapkan peraturan layanan baru dengan bantuan teknologi, tapi ternyata BWF hanya mengandalkan pandangan manusia dari sang hakim servis.
“Saya tidak mengeluh atau membombardir hakim servis, itu tugas mereka. Saya hanya bingung tentang apa yang BWF coba capai? Apa alasan di balik mengubah peraturan servis? Cobalah membuat bulutangkis olahraga yang lebih baik,” tegasnya.