Susy Susanti Bicara soal Hukuman di Indonesia Masters
INDOSPORT.COM - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, mengimbau para atlet muda untuk unjuk gigi pada ajang Bangka Belitung Indonesia Masters 2018, di GOR Sahabudin, 18--23 September 2018.
Indonesia akan menurunkan sebagian besar pemain muda pelatnas di kejuaraan yang berhadiah total 75 ribu dolar (Rp1,1 miliar). Mereka diharapkan mampu meraih hasil terbaik berupa gelar juara.
"Indonesia Masters ini adalah kesempatan buat yang muda. Bukan cuma untuk menaikkan poin ranking dan dapat pengalaman saja, tapi saya berharap mereka menunjukkan prestasi juga," ucap Susy dalam rilis resmi yang diterima INDOSPORT.
"Karena ini menjadi salah satu penilaian untuk promosi dan degradasi, apalagi hampir semua atlet Indonesia akan tampil di kejuaraan ini," tambahnya.
Sejumlah pemain pelatnas utama, seperti Ihsan Maulana Mustofa, Firman Abdul Kholik dan Fitriani juga akan ambil bagian di turnamen ini.
Susy menolak keikutsertaan mereka dianggap sebagai bentuk hukuman karena belum berhasil mendapat hasil maksimal di level yang lebih tinggi.
"Saya tidak mau mengatakan ini hukuman, tapi ya ini hukum alam. Dalam penilaian, hal-hal seperti ini memang harus terjadi. Kalau kita tidak bisa bersaing di atas ya harus mencoba di level bawah untuk menunjukkan, ini jadi tantangan buat mereka, mau ke level yang mana?"
"Kami mencoba lagi, bagaimana mematangkan mereka, bukan turun kelas. Bersaing di kelas yang di bawahnya, kami harapkan mereka mampu berprestasi. Dari sinilah rasa percaya diri mereka bisa naik lagi. Jangan jadi tekanan atau beban, ini kesempatan, untuk mencicipi gelar juara dulu.”
"Kami sebagai pembina ingin kepercayaan diri mereka naik dan bisa kembali lagi ke level atas. Memang ini jadi ajang penilaian juga. Kami kan kasih reward kalau juara, pasti atlet harus ada juga tanggungjawab juga untuk penilaian," tambahnya.
Bangka Belitung Indonesia Masters 2018 juga akan kedatangan pemain-pemain top, seperti juara dunia 2014, Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol (Korea), Minatsu Mitani (Jepang), dan beberapa ganda putri Jepang.
"Targetnya tanding di depan publik sendiri, saya harap para pemain mampu kasih yang terbaik. Ini satu kesempatan, tampil di negara sendiri, ada motivasi dan semangat yang lebih, ditambah suasana mendukung untuk berprestasi. Ini saatnya atlet muda kita naik tingkat, untuk mempercepat regenerasi mereka ke kelas berikutnya. Saya berharap dua gelar dari turnamen ini, paling tidak ya maunya ada juara," sebut Susi.
Susi menilai pemain muda, seperti ganda putri Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti, mulai bisa bersaing dan lebih matang untuk segera melanjutkan tongkat estafet dari seniornya. Ia menargetkan minimal mereka sanggup masuk hingga perempatfinal atau semifinal.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola dan Olahraga Lain di INDOSPORT