Evaluasi Tunggal Putri indonesia di Korea Open 2019: Antiklimaks Gregoria Mariska
INDOSPORT.COM - Penampilan antiklimaks Gregoria Mariska Tunjung menjadi salah satu yang disoroti dalam penampilan wakil Indonesia nomor tunggal putri di Korea Open 2019.
Indonesia menurunkan tiga wakil di Korea Open. Ketiga wakil tersebut adalah Gregoria Mariska Tunjung, Fitriani, dan Lyanny Alessandra Mainaky.
Dari ketiga wakil yang ada, Gregoria menjadi wakil dari sektor ini yang melaju paling jauh, yakni perempatfinal. Lyanny gagal di babak kualifikasi, sedangkan Fitriani hanya mampu menembus babak kedua.
Fitriani sebenarnya harus melewati partai sulit di babak awal melawan unggulan pertama asal Jepang, Akane Yamaguchi. Akan tetapi, keberuntungan berada di pihak Fitriani.
Akane memutuskan untuk mengundurkan diri setelah mengalami cedera di pertengahan set pertama. Fitriani otomatis menang retired.
Namun sayangnya, Fitriani keok dua set langsung dari wakil Jepang lainnya di babak kedua. Fitriani kalah dari Sayaka Takahashi dengan skor 16-21 dan 7-21.
Gregoria sempat memberi harapan. Di dua babak awal, ia berhasil melibas lawan-lawannya, termasuk mengalahkan Kim Ga Eun asal Korea Selatan lewat pertarungan selama satu jam.
Di laga melawan Kim Ga Eun, Gregoria menunjukkan daya juangnya. Tertinggal 15-19 di akhir set pertama, ia berhasil menyamakan kedudukan dan memenangkan game dengan skor 22-20.
Akan tetapi, Gregoria kehilangan konsentrasi dan kalah 15-21. Beruntung, Gregoria kembali mengambil set ketiga dengan skor ketat 22-20.
Melawan Tai Tzu Ying di perempatfinal, Gregoria memang kurang begitu diunggulkan. Meski begitu, ia mampu tampil apik di awal set pertama bahkan sempat memimpin jauh 11-5.
Akan tetapi, Gregoria masih belum sembuh dari penyakit lamanya yang kerap melakukan kesalahan sendiri. Tai Tzu Ying perlahan menyamakan kedudukan 14-14 dan menang 24-22.
Gregoria kembali unggul jauh di set kedua, namun ia tampil antiklimaks dan menyerah 20-22. Pemain yang akrab disapa Jorji itu memang mengakui penampilannya kurang maksimal meski mampu mengimbangi perlawanan ratu bulutangkis dunia hingga dua kali deuce.
“Di pertandingan hari ini (27/09/19) saya berusaha mengurangi mati sendirinya. Pertemuan sebelumnya saya merasa masih banyak erornya. Dan kalau lawan pemain bagus pasti lebih susah ambil poinnya. Jadi saya coba buat tidak buru-buru,” ujar Gregoria dikutip dari laman resmi PBSI.
“Game kedua lawan mulai poin 15 saya kaya mainnya jadi buru-buru. Pengen menjauhkan bola, tapi saya tidak siap menerima serangan balik dari lawan,” tambahnya.
Sektor tunggal putri masih terus menunggu prestasi. Dalam waktu dekat, Gregoria dan Fitriani akan tampil di Denmark Open, sementara Lyanny dan Ruselli Hartawan turun di YUZU Indonesia Masters.