Tinggalkan 2019, Viktor Axelsen Layangkan 5 Kritik Pedas Ini Khusus untuk BWF
INDOSPORT.COM - Usai meninggalkan 2019, pebulutangkis Denmark, Viktor Axelsen, melayangkan lima kritikan pedas kepada Organisasi Bulutangkis Dunia (BWF) menyambut 2020.
Memang tak dapat disangkal bahwa beberapa tahun belakangan turnamen bulutangkis telah mengalami banyak peningkatan, mulai dari berubah format menjadi BWF World Tour, meningkatnya jumlah penonton online, hadirnya teknologi hawkeye dan aturan-aturan baru lainnya.
Namun, rupanya hal tersebut masih dirasa kurang oleh Viktor Axelsen yang menginginkan adanya perbaikan aturan dari BWF untuk 2020 yang bisa lebih menguntungkan para pebulutangkis.
Kritik pedas Viktor Axelsen itupun direpost ulang oleh pebulutangkis India Kashyap Parupalii dimana setidaknya ada lima poin yang menjadi kritikan pebulutangkis andalan Denmark tersebut.
Berikut INDOSPORT sajikan lima kritikan pedas Viktor Axelsen kepada BWF menyambut 2020:
1. Tidak memaksa pemain mengikuti banyak turnamen
Selama ini diketahui berdasarkan aturan BWF, pemain top 15 dunia wajib mengikuti 12 turnamen dalam setahun atau jika mundur akan langsung didenda 5,000 dollar AS (sekitar Rp69 jutaan). Aturan tersebut mesti ditiadakan karena pemain juga harus menjaga kondisi tubuh mereka.
2. Mempekerjakan wasit profesional dan membayar mereka dengan upah yang layak
Hal itu mencegah kejadian di final Hong Kong Open 2019, di mana pebulutangkis Anthony Sinisuka Ginting dinyatakan melakukan fault di menit-menit kritis. Padahal, dalam tayangan ulang sama sekali tidak ada fault yang dilakukan sehingga hal ini merugikan sang pemain.
3. Mentransfer hadiah langsung ke rekening pemain
Selama ini, hadiah dari turnamen bulutangkis selalu dikirimkan ke federasi bulutangkis tempat pemain tersebut bernaung karena para pemain baru bisa mendaftarkan diri melalui federasi. Namun, Viktor Axelsen meminta agar hadiah pemain langsung ditransfer ke rekening pemain yang menjadi pemenang.
4. Membuat turnamen berjalan menjadi tujuh hari dan jadwal terbaru diposting paling lama jam 7-8 malam waktu setempat
Hal ini diharapkan Viktor Axelsen bisa mencegah terjadinya ketidakjelasan yang selama ini dirasakan pemain akibat lamanya penrilisan jadwal bertanding mereka dan terlalu padat jika kompetisi hanya berlangsung selama enam hari.
5. Memasang teknologi hawkeye di semua lapangan di level Super 500+