Mengenal 'Bocah Ajaib' Jebolan PB Djarum, Raih 12 Medali Emas dalam Setahun
INDOSPORT.COM - Pembinaan atlet usia muda oleh PB Djarum sudah diakui sebagai salah satu pembinaan terbaik di Indonesia. Berikut ini merupakan salah satu pemain jebolan yang dijuluki sebagai 'bocah ajaib' bulutangkis nasional.
Rahmat Hidayat, pemuda kelahiran Batam, 17 Juni 2003, yang prestasinya mengejutkan dunia bulutangkis Tanah Air. Di sepanjang tahun 2019, Rahmat sudah mengoleksi 12 medali emas di level nasional hingga internasional.
Salah satu prestasi terbaiknya adalah ketika meraih medali emas di ajang Korea Junior Open International Challenge 2019 level usia U-17 di nomor ganda putra, berduet dengan Muhammad Rayhan Nur Fadillah dari Kalimantan Selatan.
Selain itu, Rahmat Hidayat juga berhasil memborong medali emas di ajang Badminton Asia Junior Championships 2019 di nomor ganda putra U-17 dan ganda campuran U-17.
Tak pelak, PB Djarum dan pihak sponsor pun memberikan apresiasi pada Rahmat berupa uang tunai senilai Rp20 juta dalam sesi Penghargaan Atlet Muda PB Djarum Berprestasi 2019 di Djakarta Theater, Rabu (05/02/20).
Kepada awak media, Rahmat Hidayat pun memaparkan kisah perjuangannya berlatih bulutangkis sejak dini, dan penggemar Taufik Hidayat itu pun diarahkan untuk bermain di sektor ganda oleh pelatihnya di PB Djarum.
"Saya dari Batam pindah ke Tangerang, lalu ikut tes PB Djarum tahun 2017. Saya (seleksi) khusus langsung ke Jakarta, di situ langsung main ganda, tesnya sama Mas Sigit Budiarto," jelas Rahmat Hidayat.
Kegigihannya pun mulai mendapatkan hasil. Rahmat mulai mendapatkan pemasukan dari aktivitasnya sebagai atlet dan sejumlah prestasi yang ia raih. Pebulutangkis 16 tahun itu pun mengaku mendapat cukup banyak uang untuk tabungan masa depannya.
"Dari bulutangkis saya sudah bisa dapat banyak hal, termasuk uang. Uang ini ada yang ditabung, ada yang dibelikan barang-barang, pernah beli raket yang agak mahal sih 900 ribuan," jelasnya.
Salah satu kunci keberhasilan Rahmat Hidayat merengkuh banyak prestasi di usia muda, yakni kerja keras dan latihan. Sebagai anak muda, ia juga kerap kali merasa jenuh dengan rutinitasnya, namun ia dikuatkan tekad untuk meneruskan jejak seniornya di level teratas dunia.
"Jangan malas latihan sih, capek, jenuh, dijalani saja," pungkasnya.