Diunggulkan BWF, Intip Momen Terakhir Kali Indonesia Juara Piala Thomas
INDSPORT.COM - Diunggulkan Induk Bulutangkis Dunia (BWF), intip kembali momen serta perjuangan pebulutangkis Indonesia saat terakhir kali menjuarai Piala Thomas.
BWF memprediksi jika bulutangkis Indonesia bisa merebut kembali Piala Thomas 2020, yang sebelumnya terlepas dari pangkuan Ibu Pertiwi sejak 18 tahun silam.
Pernyataan BWF tersebut mereka sebutkan dalam perilisan negara yang menempati daftar unggulan Piala Thomas-Uber 2020 pada Rabu (04/03/20) lalu.
Dilansir dari situs resmi BWF, berdasarkan akumulasi poin peringkat pemain per Selasa (03/03/20) lalu, Timnas Bulutangkis Putra Indonesia akan menempati peringkat pertama di gelaran Piala Thomas 2020.
Timnas Bulutangkis Putra Indonesia berhasil mengoleksi 406.902 poin berkat akumulasi poin dari Anthony Sinisuka Ginting (78.332), Jonatan Christie (74.590), dan Shesar Hiren Rhustavito (47.770), plus Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (104.453) serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (101.757).
Dengan menjadi unggulan pertama ajang dua tahunan tersebut, Indonesia berpeluang besar meraih juara apalagi saingan kuat kontingen Tanah Air yakni China kemungkinan tidak dapat tampil maksimal akibat wabah Corona yang belum reda.
Indonesia sendiri sejatinya punya cerita manis di Piala Thomas, sebab pebulutangkis Merah-Putih hingga saat ini masih memegang rekor sebagai tim dengan koleksi gelar terbanyak yakni 13 kali, mengalahkan China di tempat kedua dengan 10 trofi.
Namun meski memegang rekor gelar terbanyak, Indonesia telah sangat lama tidak angkat trofi bahkan hampir satu dasawarsa lebih lagu Indonesia Raya tidak berkumandang di podium juara Thomas Cup.
Tercatat terakhir kali tim bulutangkis Indonesia meraih gelar juara terjadi pada tahun 2002 silam, tepatnya saat Thomas Cup edisi ke-22 yang bertempat di Guangzhou, China.
Demi mengenang perjuangan haru para kontingen Indonesia dalam meraih gelar juara Piala Thomas kali terakhir, berikut INDOSPORT coba merangkum dan mengulas ceritanya.
Pada edisi Piala Thomas 2002, kontingen Indonesia diperkuat sejumlah pebulutangkis ternama Tanah Air seperti Taufik Hidayat, Hendrawan, dan Budi Santoso di nomor tunggal serta Candra Wijaya dan Sigit Budiarto di sektor ganda.
Tergabung dalam Grup B bersama Malaysia, Thailand, dan Jerman para wakil Indonesia berhasil melahap semua pertandingan babak penyisihan grup dengan kemenangan telak 5-0, dan cuma sekali kehilangan poin kala menang 4-1 dari Thailand.
Di babak semifinal, Indonesia bertemu dengan Denmark yang sebelumnya menjadi runner up Grup A di bawah China. Menghadapi tim Eropa, kekuatan Indonesia saat itu jauh diatas Peter Rasmussen dan kolega.
Imbasnya, Denmark berhasil dicukur Tim bulutangkis Indonesia dengan skor telak 3-0 lewat kemenangan Marleve Mainaky, Candra Wijaya/Sigit Budiarto, dan Taufik Hidayat.
Pertandingan sengit terjadi di babak final, di mana Malaysia yang berstatus runner up Grup B di bawah Indonesia di luar dugaan sukses mengalahkan kandidat juara sekaligus tuan rumah turnamen, China, dengan skor 3-1.
Menjamu rival serumpun, Timnas Indonesia sempat dikejutkan dengan tim Malaysia setelah tunggal putra Marleve Mainaky dikalahkan Wong Choong Hann. Indonesia tertinggal 1-0, sebelum akhirnya Candra Wijaya/Sigit Budiarto menyamakan kedudukan di game kedua.
Beruntung pada dua nomor terakhir pasukan Indonesia tidak patah arah, dimulai dari kemenangan Halim Haryanto/Tri Kusharyanto atas Choong Tan Fook/Lee Wan Wah dan diakhiri kemenangan telak Hendrawan.
Skor berbalik menjadi 2-3 untuk kemenangan Indonesia, dan akhirnya menghantarkan Merah-Putih membawa pulang Piala Thomas ke-13 sepanjang sejarah.