Turnamen Bulutangkis yang Batal Semakin Banyak, Indonesia Open Terancam
INDOSPORT.COM – Ajang New Zealand Open 2020 jadi turnamen bulutangkis berikutnya yang jadi korban wabah virus corona alias ditunda. Lantas bagaimana nasib Indonesia Open yang akan digelar bulan Juni nanti?
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengonfirmasi secara resmi bahwa New Zealand Open 2020 yang akan diadakan pada 28 April hingga 3 Mei telah ditunda.
Keputusan ini tak lepas dari kebijakan pemerintahan Selandia Baru yang akan menerapkan sistem lockdown karena wabah virus corona. Lockdown di Selandia Baru akan dimulai pada Rabu (25/03/20) lusa.
Sebelum New Zealand Open, BWF rupanya juga telah menunda turnamen bulutangkis lainnya, misalnya Malaysia Open (31 – 5 April). Selain itu Piala Thomas dan Piala Uber yang dijadwalkan 16 – 24 Mei di Aarhus, Denmark, ditunda hingga 15 – 23 Agustus.
Sejatinya, dengan pembatalan turnamen di bulan Maret hingga Mei ini, semua atlet bulutangkis dari berbagai negara bisa mempersiapkan diri untuk ajang yang digelar pada bulan Juni.
Terdapat empat acara penting di bulan tersebut, yakni Australia Open (2-7), Thailand Open (9-14), Indonesia Open (16-21) ) dan AS Open (23-28).
Akan tetapi, semua turnamen itu juga diragukan digelar oleh BWF mengingat wabah virus corona yang menjangkiti hampir seluruh penjuru dunia belum diketahui kapan berakhirnya.
Dilansir dari The Star Malaysia, Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI) bahkan dikabarkan siap menunda Indonesia Open hingga Sepember mendatang apabila korban wabah Virus Corona semakin melonjak.
Sekadar informasi, jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah menjadi 579 orang pada Selasa (23/03/20). Korban yang meninggal pun meningkat menjadi 49 orang, dengan jumlah yang sembuh mencapai 30 pasien.
Penundaan turnamen ini jelas akan memengaruhi performa para atlet yang bersiap menuju Olimpiade 2020 di Tokyo yang akan berlangsung 24 Juli hingga 9 Agustus mendatang.
Namun penundaan ini juga akan memengaruhi kebijakan panitia Olimpiade sendiri untuk tetap melaksanakan gelaran olahraga atau tidak. Hal ini berkaca pada banyaknya seruan agar Olimpiade ditunda dalam beberapa pekan terakhir.