Profil Poul-Erik Hoyer Larsen, Presiden BWF dengan Pemikiran Anehnya
INDOSPORT.COM - Berikut ini profil Presiden Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) Poul-Erik Hoyer Larsen yang miliki ide aneh soal wacana sistem skor menjadi 11 poin dari lima set (11x5).
Presiden BWF saat ini tengah berupaya untuk kembali menggaungkan sistem 11x5. Beragam kampanye telah dilakukan oleh Larsen sejak ide tersebut dimunculkannya.
"Saya ingin mengubah sistem penilaian yang ada. Kami terlalu konservatif sekarang dan menyebabkan bulutangkis jalan di tempat," kata Larsen dikutip Sports Sina.
Padahal BWF telah meninggalkan sistem 11x5 sejak 2006 silam usai mengadopsi sistem 21x3 termasuk menggantikan gim distribusi 15 poin (sistem klasik).
Larsen sempat melakukan uji coba sistem 11x5 pada pertandingan-pertandingan tingkat rendah pada 2014 lalu. Bahkan dinilai oke oleh Larsen.
Pada Mei 2018 lalu, ide aneh Larsen kembali di bawa ke forum Konferensi Tahunan Bulutangkis Dunia. Hasilnya, ada 123 suara menantang sedangkan 129 mendukung.
Kendati banyak yang setuju tetapi suara Larsen untuk menerapkan sistem 11x5 masih kurang lantaran tak mencapai 2/3 dari total suara yang ada.
Suara penolakan kebanyakan datang dari kawasan Asia yang menganggap sistem tersebut hanya sebagai keuntungan semata bagi daerah Eropa.
Meski demikian, pada kenyataannya Poul-Erik Hoyer Larsen merupakan sosok yang tak asing di dunia bulutangkis dunia. Sehingga tak ada salahnya untuk mengetahui profil Larsen.
Profil Poul-Erik Hoyer Larsen
Poul-Erik Hoyer Larsen merupakan mantan pemain bulutangkis profesional Denmark yang lahir pada 20 September 1965 silam (54 tahun) di Kota Helsinge.
Pria dengan bintang Virgo itu memang menggilai bulutangkis hingga akhirnya dipercaya mewakili Denmark di nomor tunggal putra dalam sejumlah pertandingan internasional.
Mantan pebulutangkis dengan tinggi 189 cm serta pemain kidal ini namanya sangat harum sejak 1985 hingga era 2000-an. Sejumlah lawan kerap dikandaskannya.
Gelar internasional pertama diraih Larsen ketika menjuarai Czechoslovakian Open pada 1985 silam. Lalu merembet ke sederet gelar IBF World Grand Prix.
Mulai dari French Open, Dutch Open, Denmark Open, German Open, Poona Open, Swiss Open, Russia Open, Carlton Inter-sport Cup, hingga U.S. Open telah diraih Larsen.
Beberapa gelar bergengsi juga sempat direngkuh Larsen. Bahkan Larsen pernah menduduki peringkat pertama dunia berdasarkan penghitungan BWF pada masanya.
Puncaknya, Larsen turut bertarung di tiga Olimpiade berbeda. Pertama di Olimpiade 1992 Barcelona, Larsen takluk dari tunggal putra andalan Indonesia Ardy Wiranata (semifinal).
Lalu pada Olimpiade 1996 Atlanta menjadi edisi paling dikenang Larsen. Karena Presiden BWF ini mampu merengkuh medali emas usai mengalahkan Dong Jiong (China) dengan skor 15-12, 15-10.
Terakhir Olimpiade 2000 Sydney, Larsen kalah di babak pertama. Meski begitu, Larsen menjadi pebulutangkis Eropa tersukses pada zamannya.
Belum lagi Larsen juga memenangkan All England 1995 dan 1996. Lalu juara Eropa pada 1992, 1994, dan 1996. Meski begitu, Larsen pernah takluk dari tim Indonesia di final Piala Thomas 1996.
Karier Pasca Pensiun
Usai kenyang akan prestasi yang ditorehkan, Larsen pun menyadari faktor usia membuat permainan primanya semakin kedodoran hingga akhirnya menyatakan pensiun.
Usai lama menghilang dari pemberitaan, Sosok Larsen kembali muncul pada 2007 usai dipercaya menjadi Wakil Presiden Federasi Bulutangkis Denmark.
Tiga tahun berselang, Larsen pun dipercaya untuk menjabat sebagai Presiden Federasi Bulutangkis Eropa. Jabatannya pun hanya berjalan hampir tiga tahun.
Lantaran pada Mei 2013, Larsen mencalonkan diri maju sebagai Presiden BWF. Larsen kala itu bersaing dengan wakil Indonesia Justin Suhandinata.
Larsen pun berhasil terpilih menggantikan Kang Young-Joong (Korea Selatan) usai mendapat suara sebanyak 145, sedangkan Justin hanya merengkuh 120 suara saja.
Meski kalah Justin mengaku sudah berjuang semaksimal mungkin dengan keliling lima benua dalam mencari dukungan. Dirinya juga menyampaikan selamat atas terpilihnya Larsen.
"Saya lihat kawasan Eropa sangat kompak dalam memberikan dukungan untuk Poul-Erik dan ia juga mendapat dukungan dari sebagian negara-negara Amerika Serikat," kata Justin dikutip Antara, 2013.
Sementara itu Larsen mengaku siap menerima tanggung jawab besar dan cukup berat usai terpilih menjadi Presiden BWF dalam memajukan bulutangkis.
"Terutama untuk menjadikan bulutangkis tetap dipertahankan di Olimpiade dan juga bagaimana bulutangkis lebih dikenal lagi," papar Larsen di Kuala Lumpur, Malaysia.
Di 2014, Larsen terpilih jadi anggota Komite Olimpik Internasional (IOC). Lalu Maret 2017, Larsen kembali terpilih sebagai Presiden BWF untuk periode kedua yang akan dijabat empat tahun ke depan.