Mengenang Momen Tunggal Putra Indonesia Raih Emas Olimpiade
INDOSPORT. COM - Tunggal putra Indonesia pernah punya kenangan manis di pentas bulutangkis internasional, dengan raihan medali emas Olimpiade.
Kalau melihat persaingan sekarang, mungkin pebulutangkis tunggal putra Indonesia kerap kalah saing dengan negara lain. Secara ranking BWF saja, Anthony Ginting dan Jonatan Christie yang jadi andalan Merah Putih, gagal menembus lima besar teratas.
Ginting kiprahnya kini tercatat menduduki peringkat enam BWF. Sementara Jojo, posisinya secara ranking BWF masih satu tingkat persis di bawah Ginting.
Meski demikian, tunggal putra Indonesia sejatinya punya sejarah manis. Setidaknya dalam perhelatan Olimpiade, tunggal putra Indonesia sudah dua kali mampu meraih medali emas.
Olimpiade Barcelona 1992
Sejarah pertama tercipta pada pentas Olimpiade Barcelona 1992. Tunggal putra Indonesia benar-benar meraih keyaan di sini.
Bayangkan saja, Indonesia mengirimkan tiga wakil ke Olimpiade 1992 cabang olahraga bulutangkis nomor tunggal putra, yakni Hermawan Susanto, Ardy Wiranata, dan Alan Budikusuma. Menariknya, kesemua wakil Indonesia mampu melenggang ke partai semifinal.
Hermawan Susanto jumpa Ardy Wiranata untuk memperebutkan tiket final. Bermain tiga set, Ardy Wiranata akhirnya menang 10-15, 15-9, 15-9.
Laga semifinal lainnya, Alan Budikusuma jumpa wakil Denmark, Thomas Stuer-Lauridsen. Kiprah Alan tanpa ampun menggilas lawannya dua set langsung, serta mendapatkan tiket final.
All Indonesian Final pun tercipta, Ardy jumpa Alan. Keduanya bertarung dua set, yang mana Alan keluar sebagai pemenang dan berhak atas raihan medali emas.
Olimpiade Athens 2004
Kegemilangan tunggal putra Indonesia dalam pentas Olimpiade, terulang 12 tahun kemudian. Tepat pada Olimpiade Athens 2004, tunggal putra Tanah Air berjaya lewat aksi Taufik Hidayat.
Kiprah Taufik tergolong sangat mengejutkan kala itu. Pasalnya, nama Taufik sendiri tak masuk ke daftar delapan unggulan juara.
Malah rekan Taufik, Sony Dwi Kuncoro, yang tercatat menjadi unggulan ke-8. Meski begitu, semangat Taufik untuk meraih prestasi tak sekalipun padam.
Permainan cemerlang Taufik mampu mengandaskan unggulan ke-3 asal Malaysia, Wong Choong Hann pada babak 16 besar. Perempat final, Taufik menyikat habis unggulan ke-6, Peter Gade.
Hingga akhirnya Taufik menembus final dan jumpa wakil Korea Selatan, Shon Seung-mo. Laga puncak, Taufik tanpa ampun menggilas lawannya itu dua set langsung dan berhak atas raihan medali emas.