Pelatih Ungkap Biang Kerok Taufik Hidayat Kalah di 2 Final All England
INDOSPORT.COM - Legenda bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat pernah merasakan kekecewaan dalam dua partai final All England edisi 1999 dan 2000. Dalam dua partai puncak itu, Taufik harus puas menyabet posisi runner-up.
Saat edisi 1999, Taufik yang masih berusia 19 tahun tampil mengejutkan hingga bisa sampai ke final. Sayang, dia kalah tiga set, 11-15, 15-7, 10-15 dari tunggal top dunia, Peter Gade.
Pelatih sekaligus penemu Taufik Hidayat, Mulyo Handoyo membocorkan perihal laga final itu. Baginya, keberhasilan pebulu tangkis kelahiran Bandung itu ke partai puncak tak pernah difikirkan.
"Saat final itu (All England 1999) bagi saya sebuah suprise besar. Saya tidak pernah berpikir Taufik bisa ke final," ungkap Mulyo dalam acara Webinar yang dislenggarakan Pengkot PBSI Solo, Sabtu (09/05/20).
"Tahun itu bisa dibilang Taufik belum apa-apanya. Sehingga bisa lolos ke final bagi saya sudah prestasi tinggi. Itu apresiasi buat dia," tambahnya.
Sementara untuk final edisi 2000, Mulyo menyebut kondisinya sedikit berbeda. Taufik yang tampil superior di babak sebelumnya seperti kehabisan bensin dan kalah dari pebulu tangkis China, Xia Zuanze
"Pada saat itu, Taufik merasakan tekanan yang cukup besar. Ada beban dan dia tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya. Namun hasil itu jadi pelajaran besar dan bahan evaluasi sehingga dia semakin berkembang," tegas sosok asal Solo tersebut.
Namun, kegagalan di dua partai final All England membuat Taufik Hidayat semakin tangguh. Terbukti, dia sukses mendapatkan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade Athena 2004 setelah mengalahkan tunggal putra Korea Selatan, Shon Seung-Mo.