Joko Suprianto, Taklukkan Presiden BWF namun Ditolak Taufik Hidayat
INDOSPORT.COM - Mengenal sosok Joko Suprianto, tunggal putra Indonesia yang pernah menaklukkan Presiden BWF namun ditolak Taufik Hidayat sebagai pelatih.
Nama Taufik Hidayat sendiri belakangan ramai diperbincangkan, lantaran dirinya sempat menjadi saksi kasus dana suap yang dilakukan mantan Menpora, Imam Nahrawi.
Diketahui usai gantung raket, Taufik Hidayat banyak membantu Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terutama saat perannya menjadi Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017.
Sepanjang karir, Taufik Hidayat memang dikenal sebagai tunggal putra terbaik Indonesia terbukti banyak gelar bergengsi Internasional yang berhasil ia menangkan seperti medali emas Olimpiade, kejuaraan dunia serta Piala Thomas.
Namun dibalik kisah keberhasilannya dalam dunia badminton, terdapat satu catatan menarik dari pebulutangkis kelahiran Bandung tersebut, yakni keengganan dilatih oleh Joko Suprianto.
Kejadiannya bermula pada tahun 2004 sila, atau beberapa bulan jelang perhelatan Olimpiade di Athena, Yunani. Pada saat itu, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) secara mengejutkan melepas pelatih Mulyo Handoyo, sosok yang telah lama membimbing Taufik sebagai tunggal putra.
Mengetahui dilepasnya Mulyo ternyata membuat Taufik Hidayat cukup geram, dirinya pun mengikuti jejak sang pelatih yang menyeberang ke Singapura. Melihat insiden ini, PBSI dengan beragam upaya berusaha keras memulangkan Taufik Hidayat dan berhasil.
Meski begitu, Taufik tetap kurang cocok dengan pelatih pilihan PBSI, yakni Joko Suprianto. Protes yang dilancarkan Taufik adalah dengan berlatih di luar Pelatnas sambil menunggu pelatih baru.
Tak ingin nama Indonesia amburadul di pentas dunia bulutangkis, PBSI pun akhirnya memulangkan Mulyo Handoyo sesuai permintaan Taufik.
Walau dianggap kurang disukai oleh Taufik Hidayat saat itu, namun sejatinya nama Joko Suprianto bukanlah sosok sembarangan di dunia badminton bahkan ia cukup disegani oleh tunggal putra lain.
Selama masih aktif, beberapa gelar juara berhasil ia raih seperti kejuaraan dunia pada tahun 1993, medali emas Asian Games 1994, lima medali emas SEA Games serta membantu Indonesia memenangkan Thomas Cup sebanyak tiga kali.
Bahkan dalam salah satu keikutsertaannya di Piala Thomas, tunggal putra kelahiran Solo tersebut pernah mengalahkan Poul-Erik Høyer Larsen yang kini menjabat sebagai Presiden BWF.
Tepatnya pada partai final Piala Thomas 1996, pada saat itu Indonesia berhadapan dengan Denmark di partai puncak. Joko Suprianto menjadi tunggal pertama yang tampil dan menghadapi Poul-Erik Høyer Larsen, tanpa kesulitan wakil Indonesia berhasil menang dengan dua set langsung 18-14 dan 15-8.
Indonesia pun memastikan gelar juara setelah empat wakil lain yang tampil setelahnya juga meraih kemenangan.