Beda Nasib Li Yongbo dan Pelatih Korea Selatan yang Sama-sama Pelaku 'Main Sabun'
INDOSPORT. COM - Li Yongbo, pelatih bulutangkis asal China, punya rekam jejak terkait aktivitas kotor. Nasibnya justru tampak sangat kontras dengan pelaku 'main sabun' lainnya, yakni pelatih bulutangkis Korea Selatan, Sung Han-kook.
Nama Li Yongbo pasti begitu tenar bagi masyarakat penggila olahraga bulutangkis. Mewakili China, Li Yongbo berhasil menorehkan banyak prestasi gemilang, baik kala masih aktif sebagai pemain atau ketika menduduki kursi kepelatihan.
Dahulu Li Yongbo menjadi andalan bulutangkis China di nomor ganda putra. Dua gelar Kejuaraan Dunia 1987, 1989, serta tiga trofi ajang Thomas Cup 1986, 1988, 1990, semuanya masuk ke dalam lemari piala miliknya.
Pensiun dari karier profesional, Li Yongbo tetap bergelut dalam ranah bulutangkis. Dia perlahan meniti karier kepelatihan bulutangkis, hingga dipercaya memegang jabatan pelatih kepala China.
Melatih China, Li Yongbo ternyata juga bergelimang prestasi. Rekor paling mentereng, selama 24 tahun menjadi pelatih bulutangkis China, adalah mempersembahkan 18 medali Olimpiade.
Li Yongbo hanyalah manusia biasa. Meski kariernya di bulutangkis mendekati kata sempurna, dia tetap tak lepas dari kesalahan fatal.
Khususnya ketika menduduki kursi kepelatihan bulutangkis China, kasus 'main sabun' beberapa kali melibatkan namanya. Li Yongbo kerap dikaitkan sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam kecurangan pertandingan.
Contoh pertama, semifinal Olimpiade 2004 nomor tunggal putri. Kala itu salah satu laga semifinal mempertemukan dua pebulutangkis tunggal putri kebanggaan China, Zhang Ning dan Zhou Mi.
Isu yang berkembang, sebelum laga dimulai, Li Yongbo meminta kepada Zhou Mi agar sengaja mengalah membiarkan Zhang Ning melaju ke final.
Zhou Mi menuruti permintaan Li Yongbo, yang lantas memudahkan Zhang Ning merebut medali emas, usai mengalahkan Mia Audina di partai puncak.
1. Beda Nasib dengan Pelatih Korea Selatan
Skandal 'main sabun' kembali melibatkan Li Yongbo pada Olimpiade 2012. Kali ini, kecurangan Li Yongbo turut membuat wakil Korea Selatan dan Indonesia menerima hukuman berat BWF.
Entah apa siasat yang dibuat, ganda putri China, Wang Xiaoli/Yu Yang, ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari, dua ganda putri Korea Selatan, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na serta Ha Jung-eun/Kim Min-jung, tiba-tiba didiskualifikasi karena terbukti mencederai spotivitas.
Li Yongbo mengakui segala kejadian 'main sabun' Olimpiade 2012 merupakan kesalahannya. Bahkan, dia tak ragu untuk meminta maaf atas perbuatan kotornya itu kepada seluruh pecinta bulutangkis di China.
"Sebagai pelatih kepala, saya berutang permintaan maaf kepada dunia bulutangkis Cina, dan juga para pemirsa TV di Cina," ucap Li Yongbo seperti dikutip dari China.org.cn.
Permintaan maaf jadi hal yang wajar untuk dilontarkan oleh Li Yongbo. Toh, dirinya memang mengaku bersalah atas segala kejadian 'main sabun'.
Namun yang mengherankan, tak ada satu pun hukuman jatuh untuk membuat Li Yongbo jera. Li Yongbo malah terus nyaman duduk di kursi kepelatihan China sampai tahun 2017.
Beda halnya dengan yang didapat pelatih Korea Selatan dalam ajang Olimpiade 2012, Sung Han-kook. Padahal, dia juga sudah mengaku bersalah dan meminta maaf ke publik atas kelalainnya.
"Saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya, saya gagal menjalankan tanggung jawab saya sebagai pelatih," ujar Sung Han-kook seperti dikutip dari BBC.
Akan tetapi, permintaan maaf tidak cukup untuk menyelamatkan Sung Han-kook dari hukuman. Federasi Bulutangkis Korea Selatan tanpa ragu menjatuhi Sung Han-kook sanksi berat.
Awalnya hukuman berbunyi Sung Han-kook dilarang terlibat lagi dalam aktivitas bulutangkis seumur hidup. Namun, dia diberi hak mengajukan banding, hingga durasi waktu hukuman melunak menjadi dua tahun saja.
Perbedaan nasib antara Li Yongbo dan Sung Han-kook pasca aktivitas 'main sabun' Olimpiade 2012 jelas begitu miris. Keduanya sama-sama mengaku bersalah, tapi hanya Li Yongbo saja yang tak kena hukuman.