Ye Zhaoying, Rival Susy Susanti yang Hilang dari Sejarah Olahraga China
INDOSPORT.COM – Ye Zhaoying, rival terberat Susy Susanti dan juga merupakan salah satu pebulu tangkis tersukses dari China dikabarkan telah dihapus dari sejarah olahraga China akibat pandangan politiknya.
Zhaoying adalah salah satu produk bulutangkis paling sukses dari negeri Tirai Bambu. Dirinya juga termasuk pebulutangkis yang bertarung di era keemasan pebulutangkis tunggal putri yang terjadi di tahun 90-an.
Dilansir dari South China Morning Post, alasan Zhaoying bakal dihapus dari sejarah olahraga China adalah karena dirinya beserta sang suami yang juga merupakan legenda hidup sepakbola China ini seringkali melemparkan kritik keras terkait kebijakan politik yang diambil oleh pemerintah China.
Kebanyakan kritik yang dilemparkan oleh Zhaoying diunggahnya melalui Weibo, sosial media bikinan China. Kritik tersebut membuat namanya saat ini hilang dari sejarah olahraga China, meskipun dirinya telah mengantarkan berbagai macam prestasi untuk tanah kelahirannya itu.
Puncak dari segala kritik yang dilontarkan oleh Zhaoying dan suaminya, Hao Haidong adalah ketika mereka mengunggaj video yang menyatakan bakal menggulingkan pemerintahan Partai Komunis China (PKC) dalam perayaan 31 tahun tragedi Tiananmen Square.
Setelah itu, kedua akun Weibo milik Zhaoying dan Hao dilaporkan hilang karena telah dihapus oleh pemerintah China. Tak hanya itu, profil mereka di dua laman besar olahraga China, Sina Sports dan Tencent Sport juga dilaporkan telah lenyap.
Rival Susy Susanti ini memang tak pernah jauh dari kontroversi. Meskipun diakui sebagai salah satu pebulutangkis tunggal putri terbaik di China atau bahkan di dunia, Zhaoying bukan sosok yang tunduk pada apa kata pemerintah dan memilih untuk melancarkan kritik meskipun hal tersebut membuat dirinya harus dihapus dalam sejarah olahraga China.
1. Penuh Prestasi dan Kontroversi
Zhaoying tercatat telah memenangi 15 gelar juara bergengsi, termasuk dua kali menjadi juara dunia dan tiga kali membantu China meraih emas di Piala Uber. Selain itu dirinya juga berhasil meraih lima medali emas dalam Kejuaraan Badminton Asia.
Telah masuk ke dalam Badminton Hall of Fame pada tahun 2009 lalu, salah satu aksi kontroversial pertama yang pernah dilakukan oleh Zhaoying adlah ketika dirinya menyatakan jika laga antara dia dan Gong Zhichao di semifinal Olimpiade Sydney 2000 telah diatur oleh pelatihnya, Li Yongbo.
Pengaturan tersebut membuat Zhaoying harus mengalah dan merelakan Gong untuk melaju ke final Olimpiade tersebut dan berhadapan dengan wakil Denmark, Camilla Martin.
Zhaoying mengatakan jika hal tersebut dilakukan karena catatan pertemuan antara Gong dan Camilla lebih baik dari catatan yang dimiliki olehnya.
Usai pentas Olimpiade yang membuatnya meraih medali perunggu yang juga menjadi medali satu-satunya yang berhasil dirinya raih di kancah Olimpiade, Zhaoying memutuskan untuk pensiun dari olahraga yang telah membesarkan namanya ini. Ketika itu, usianya baru menginjak 26 tahun.
Dan saat ini, legenda bulutangkis China itu dipastikan kembali harus menelan kekecewaan karena pandangan politik yang dia utarakan berakibat pada hilangnya nama besar dirinya dalam sejarah olahraga China.