3 Lawan Paling Ikonik Dalam Sejarah Karier Susy Susanti
INDOSPORT.COM - Susy Susanti merupakan salah satu legenda bulutangkis Indonesia di sektor tunggal putri sekaligus menjadi salah satu lawan tangguh yang cukup disegani oleh lawan-lawannya, di antaranya ketiga pemain ini.
Jika ingin lihat replika Susy Susanti di masa sekarang, mungkin gaya bermain itu bisa dilihat dalam diri Kento Momota. Ketika masih bermain, Susy Susanti adalah tipe pemain bertahan yang suka memainkan rally-rally panjang.
Sama halnya seperti Kento Momota, dia akan meladeni berapapun jumlah pukulan dari lawannya dan menunggu saat yang tepat untuk melakukan serangan balik untuk menghasilkan poin.
Dari gaya bermain Susy Susanti tersebut, lahirlah tiga pebulutangkis tunggal putri ikonik yang dianggap sebagai lawan-lawannya yang kerap kali menjadi musuh bebuyutannya ketika bermain di event-event major bulutangkis.
Berikut INDOSPORT.com merangkum tiga lawan paling ikonik dalam sejarah karier Susy Susanti:
Lee Young-suk
Lee Young-suk menjadi lawan paling ikonik Susy Susanti yang ketiga. Keduanya diketahui pertama kali bertemu di panggung Piala Sudirman saat membela negara masing-masing.
Susy Susanti yang saat itu membela tim bulutangkis Indonesia dan Lee Young-suk yang kala itu membela tim bulutangkis Korea Selatan di Piala Sudirman edisi pertama yang digelar di Jakarta pada tahun 1989.
Ketika Indonesia dan Korea Selatan sama-sama menapaki final Piala Sudirman 1989, Susy Susanti dan Lee Young-suk akhirnya berhadapan untuk kali pertama dan di pertemuan pertama mereka itu, terjadi momen yang sangat dramatis.
Di game pertama, Lee Young-suk sukses mengalahkan Susy Susanti dengan skor 12-10. Di game kedua pun sebetulnya wakil Korea Selatan tersebut bermain dengan sangat apik. Bahkan ia sudah memimpin dengan skor 10-5 atas wakil Indonesia dan hanya membutuhkan satu poin untuk menang.
Namun entah apa yang terjadi padanya pada saat itu. Momentum yang seharusnya bisa digunakan oleh Lee Young-suk untuk mengunci kemenangan Korea Selatan di edisi Piala Sudirman yang pertama justru harus ambyar ketika Susy Susanti yang berbalik memenangkan game kedua dengan skor 12-10 dan memaksa pertandingan berlanjut ke babak rubber game.
Sebelum dimulainya babak rubber game, terjadi peristiwa penamparan dari pelatih ke Lee Young-suk yang membuat dirinya menjadi tampil hancur-hancuran di game ketiga dan sama sekali tidak mendapat angka dan harus menyerah denga skor 0-11 atas Susy Susanti.
Kemenangan Susy Susanti tersebut membuka jalan bagi tim bulutangkis Indonesia untuk meraih kemenangan lewat kemenangan Eddy Kurniawan dan pasangan Eddy Kurniawan/Verawaty Vajrin yang memastikan Indonesia meraih gelar kali pertama di Piala Sudirman di hadapan pendukung sendiri.
1. Bang Soo-hyun
Rivalitas antara Susy Susanti dan Bang Soo-hyun sudah tidak perlu diragukan lagi. Bagaimana tidak, di sepanjang kariernya sebagai seorang pebulutangkis, legenda tunggal putri Indonesia sudah berhadapan dengan legenda Korea Selatan sebanyak 19 kali.
Dari pertemuan mereka sebanyak 19 kali di turnamen bulutangkis, Susy Susanti berhasil mengalahkan Bang Soo-Hyun 13 kali, sedangkan wakil Korea Selatan hanya berhasil mengalahkan wakil Indonesia sebanyak 6 kali saja.
Bang Soo-hyun menjadi lawan paling ikonik kedua Susy Susanti karena kekalahannya di final Olimpiade Barcelona 1992 membuat istri dari Alan Budikusuma tersebut menjadi orang Indonesia pertama yang meraih medali emas di Olimpaide Barcelona 1992.
Meskipun di edisi Olimpiade Atlanta 1996, Bang Soo-hyun berhasil membalaskan dendam dengan menumpas Susy Susanti di babak semifinal untuk selanjutnya meraih medali emas pasca mengalahkan wakil Indonesia lainnya, Mia Audina di partai final.
Ye Zhaoying
Pemain legendaris China yang belum lama ini dicoret dari sejarah bulutangkis Negeri Tirai Bambu akibat terlibat dalam suatu politik menjadi lawan ikonik Susy Susanti yang paling utama.
Sudah bertemu sebanyak 21 kali di level Super Series, Susy Susanti masih menjadi momok menakutkan bagi Ye Zhaoying. Terlebih lagi di gelaran Piala Uber 1994 yang digelar di Jakarta.
Ketika tim Indonesia berhadapan dengan tim China di final Piala Uber 1994, Susy Susanti dan Ye Zhaoying turun di partai pertama. Bermain di partai pertama, legenda bulutangkis Indonesia langsung mengalahkan wakil China dengan skor 11-4, 12-10.
Kemenangan Susy Susanti sukses menginspirasi pemain bulutangkis putri Indonesia lainnya sampai akhirnya berhasil merebut gelar Piala Uber yang kedua usai mengalahkan China dengan skor 3-2 di mana Mia Audina yang berperan sebagai penentu sukses tampil memukau dengan mengalahkan Zhang Ning dalam pertandingan rubber game 11-7, 10-12, 11-14.