Lai Chien Cheng, Pelatih Muda yang Ciptakan Pebulutangkis No 1 Tai Tzu Ying
INDOSPORT.COM – Di balik dominasi Tai Tzu Ying hingga menjadi tunggal putri bulutangkis nomor satu dunia, ada tangan dingin pelatih muda Lai Chien Cheng.
Di balik kesuksesan seorang atlet, pasti tak akan pernah lepas dari keberadaan seorang pelatih hebat yang selalu mendukungnya meraih prestasi tertinggi.
Seperti yang dirasakan atlet tunggal putri bulutangkis Chinese Taipei Tai Tzu Ying misalnya. Posisi Tai Tzu Ying yang kni menjadi tunggal putri nomor satu dunia, juga tak lepas dari keberadaan pelatih hebat bernama Lai Chien Cheng.
Seperti banyak lainnya, Lai Chien Cheng juga merupakan mantan pebulutangkis yang melanjutkan karier di belakang layar sebagai pelatih. Namun yang membedakan, sebagai pelatih Lai Chien Cheng kini bisa meraih sukses di saat usianya masih sangat muda sebagai pelatih, yaitu saat kini baru berusia 34 tahun.
Lai Chien Cheng
Semasa aktif sebagai pemain, Lai Chien Cheng adalah pebulutangkis yang turun di semua sektor yang bisa diikutinya, mulai dari tunggal putra, ganda putra, hingga ganda campuran.
Namun semasa aktif sebagai pemain itu juga, Lai Chien Cheng justru mulai menjadi pelatih dari sosok yang kelak menjadi pebulutangkis nomor satu dunia, Tai Tzu Ying.
Itu dimulai ketika Lai Chien Cheng masih aktif di Pelatnas bulutangkis Chinese Taipei dan menjadi lawan tanding Tai Tzu Ying. Ia justru diminta oleh Ayah dari Tai Tzu Ying untuk menjadi pelatih hampir secara full time sang putri.
Itu terjadi ketika Tai Tzu Ying masih berada di sekolah menengah pertama, atau ketika Lai Chien Cheng masih berusia 24 tahun pada medio 2010.
Meski menerima tawaran menjadi pelatih penuh Tai Tzu Ying, Lai Chien Cheng sendiri masih tetap melanjutkan kariernya di dunia bulutangkis internasional.
Sampai akhirnya benar-benar pensiun gantung raket lima tahun setelahnya, usai mencapai babak perempatfinal ganda putra Dutch Open 2015.
1. Metode Latihan Keras Lai Chien Cheng untuk Tai Tzu Ying
Sebagai pelatih, pria kelahiran 11 September 1985 merupakan sosok yang tegas. Dirinya tak segan untuk memberikan latihan keras kepada Tai Tzu Ying, kendati dirinya merupakan sosok wanita dan masih sangat muda.
Didiukung dengan kemauan keras dari Tai Tzu Ying sendiri, Lai Chien Cheng bahkan tetap memberikan latihan kepada anak asuhnya itu hampir setiap hari, bahkan di akhir pekan jelang Olimpiade Rio 2016.
Bahkan saking kerasnya, pada suatu kesempatan Tai Tzu Ying sampai harus mengalami cedera pergelangan tangan saat latihan.
Tentang latihan keras Tai Tzu Ying tersebut Lai Chien Cheng sempat menjelaskan bahwa apa yang dilakukan anak asuhnya itu merupakan hal yang wajar bagi setiap atlet. Karena setiap atlet pasti tahu batas kemampuannya, dan apa yang diinginkannya juga.
“Atlet profesional semuanya jelas tahu apa yang mereka inginkan. Jika seorang atlet tidak banyak menantang dirinya sendiri, maka mereka tak akan pernah benar-benar menjadi atlet yang baik,” kata Lai, dikutip dari english.cw.com.tw.
Apa yang diutarakan Lai Chien Cheng pada akhirnya memang terbukti. Sejak kegagalan di Olimpiade Rio 2016, Tai Tzu Ying perlahan tapi pasti menjadi tunggal putri bulutangkis yang begitu ditakuti di dunia.
Rentetan gelar seakan tak pernah berhenti bisa diraihnya. Mulai dari Indonesia Open 2016, Hong Kong Open 2016, BWF Super Series Final, hingga terakhir juara All England 2020.
Di bawah tanggan dingin Lai Chien Cheng sebagai pelatih, Tai Tzu Ying pun kini semakin mantap sebagai tunggal putri bulutangkis nomor satu dunia. Mengungguli pesaing terdekatnya Chen Yufei.