Analisis PBSI Home Tournament: Kelemahan Kevin/Reza Tereksploitasi
INDOSPORT.COM – Fajar Alfian/Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan akhirnya bisa menjadi juara Mola TV PBSI Home Tournament usai mengalahkan Kevin Sanjaya/Reza Pahlevi, berikut analisisnya.
Bertanding dalam laga terakhir dari sektor ganda putra Mola TV PBSI Home Tournament, Fajar/Yeremia bertemu dengan Kevin/Reza dalam partai penentuan untuk menentukan siapa yang juara. Siapapun yang memenangkan laga tersebut, maka akan menjadi juara.
Bertarung dalam dua set, siapa sangka jika Fajar/Yeremia terlihat lebih siap dan mampu mengalahkan Kevin/Reza yang semula lebih diunggulkan. Menang dengan skor identik, 21-18 dan 21-18, Fajar/Yeremia berhasil juara setelah selalu menang di 5 laga Mola TV PBSI Home Tournament.
Sementara Kevin/Reza harus puas berada di tempat kedua setelah hanya mampu mengemas 3 kemenangan dalam 5 pertandingan. Di luar itu, sejatinya banyak yang menjagokan Kevin/Reza bakal menjadi juara di turnamen kali ini.
Tapi di luar dugaan, Fajar/Yeremia mampu membalikan semua prediksi itu dan berhak menyandang status sebagai juara. Tentu menjadi pertanyaan besar bagaimana caranya Fajar/Yeremia mengalahkan Kevin/Reza, berikut kami berikan analisisnya.
1. Kelemahan Kevin/Reza Tereksploitasi
Sejak set pertama, terlihat jelas kalau Fajar/Yeremia bermain tidak seperti biasa dengan tampil lebih agresif. Seakan tak mau memberi nafas kepada Kevin/Reza, Fajar/Yeremia terus memborbardir dengan pukulan-pukulan keras nan menyulitkan.
Jika seandainya Kevin/Reza memberikan pukulan menyulitkan nan tajam, Fajar/Yeremia mengembalikannya dengan lebih sulit dan mematikan lagi. Strategi untuk bermain lebih agresif itu bisa dipahami demi tidak memberi kesempatan pada Kevin Sanjaya mengambil inisiatif.
Belajar dari kekalahan Hendra Setiawan/Pramudya, Kevin Sanjaya memang tidak boleh diberikan kesempatan untuk tampil lepas dan menyerang. Jadi satu-satunya cara untuk meredam jurus tangan petir Kevin Sanjaya adalah dengan menyerangnya secara membabi buta.
Tujuan lain dari bermain agresif juga demi menghancurkan mental dan fokus dari Reza Pahlevi dengan terus mengarahkan bola padanya. Dalam wawancaranya usai bertanding, ia pun menyatakan kalau ia tidak nyaman tidak fokus sepanjang laga.
Dampaknya sudah jelas pada return servis atau pengembalian bola yang kerap lemah atau melebar alias sering melakukan kesalahan sendiri. Di luar dugaan, kesalahan yang terus dilakukan Reza ternyata berdampak besar pada Kevin Sanjaya.
Tampak beberapa kali tertangkap kamera jika raut wajah Kevin Sanjaya menunjukan ekspresi kekecewaan yang amat mendalam. Sehingga secara tidak sadar, Kevin Sanjaya kehilangan fokus dan kerap membuat kesalahan juga.
Kredit khusus juga patut diberikan kepada Yeremia Yacob yang tampil begitu fantastis dengan pukulan-pukulan menyulitkan dan pergerakan kaki optimal. Bahkan ada satu momen ia sanggup memenangi adu netting dengan Kevin Sanjaya dengan pukulan backhand menyilang nan aduhai.
Bahkan teman-temannya di Pelatnas Cipayung sampai memberikan applause atas peforma gemilang Yeremia yang sanggup membuat Kevin/Reza tak berkutik. Sayang memang ada satu evaluasi penting meski Fajar/Yeremia tampil begitu luar biasa dalam final itu.
Yaitu, keinginan untuk menyelesaikan pertandingan secara terburu-buru terbukti membuat Fajar dan Yeremia kerap melakukan kesalahan tidak perlu. Sehingga, yang seharusnya bisa mengalahkan Kevin/Reza dengan skor telak, menjadi urung terlaksana.
Jika seandainya ini adalah turnamen resmi sekelas All England, jelas kesalahan yang dilakukan Fajar/Yeremia bisa berbuah fatal bagai setitik nila rusak susu sebelanga. Apapun itu, jelas kemenangan ini sangat penting bagi Fajar/Yeremia karena membuktikan kalau mereka bisa berprestasi.
Termasuk kemampuan untuk mengeksploitasi kelemahan Kevin/Reza yang tak bisa bermain di bawah tekanan lawan dalam ajang Mola TV PBSI Home Tournament.