Kisah Tan Bersaudara dari Malaysia yang Mendominasi Bulutangkis Asia Tenggara
INDOSPORT.COM – Malaysia sempat memiliki pebulutangkis bersaudara Tan Aik Huang dan Tan Aik Mong yang merajai bulutangkis Asia Tenggara.
Seperti banyak di Indonesia, pebulutangkis bersaudara juga ada di negara tetangga Malaysia. Bahkan keberadaan pebulutangkis bersaudara itu sempat membuat bulutangkis Malaysia begitu berjaya di level Asia Tenggara di era 70-an, ketika ada dua pebulutangkis kakak beradik, Tan Aik Huang dan Tan Aik Mong.
Tan Aik Huang dan Tan Aik Mong adalah pebulutangkis Malaysia keturunan China yang turun di sektor tunggal putra dan ganda putra.
Tan Aik Huang merupakan yang lebih tua, lahir di Singapura 14 Februari 1946. Sementara sang adik Tan Aik Mong kelahiran Penang 6 April 1950.
Sebagai kakak Tan Aik Huang lebih dulu bisa menorehkan prestasi bulutangkis di level internasional. Diawali ketika dirinya menjadi penguasa Asia Tenggara, dengan meraih medali emas sektor tunggal putra dan juga beregu bulutangkis di ajang Southeast Asian Peninsular Games 1965 atau yang kini dikenal sebagai SEA Games.
Di tahun yang sama Tan Aik Huang juga sukses mengharumkan nama Malaysia dengan menjadi runner up di turnamen bulutangkis tertua dunia, All England.
Capaian Tan Aik Huang semakin sempurna di tahun 1966. Gelar juara All England akhirnya sukses dibawa pulang ke Malaysia. Sekalius juga gelar juara ajang anatranegara persemakmuran Inggris, Commonwealth Games dari sektor tunggal dan ganda putra.
Sepanjang karier, Tan Aik Huang setidaknya bisa membawa pulang total 17 gelar juara dari sektor tunggal, ganda dan beregu. Termasuk ketika dirinya berduet langsung dengan sang adik Tan Aik Mong. Menjadi juara di Singapore Open 1972.
1. Tan Aik Mong
Sebagai pebulutangkis, karier Tan Aik Mong memang tak sesukses sang kakak. Meski juga tak bisa dibilang sepenuhnya gagal.
Sebab selain bisa meraih juara di Singapore Open 1972 bersama sang kakak pada sektor ganda putra. Dirinya juga bisa menjadi lawan hebat pasangan andalan Indonesia Ade Chandra/Christian Hadinata di Jakarta Open tahun yang sama.
Saat itu bersama sang kakak, Tan Aik Mong bisa menyulitkan Ade Chandra/Christian Hadinata, kendati mereka harus tetap mengaku kalah dan hanya puas sebagai runner up.
Bersama sang kakak juga, Tan Aik Mong mengukir pretasi pertamanya di bulutangkis ajang internasional. Saat di tahun 1969, capaian runner up bisa ia persembahkan untuk Malaysia dari turnamen Denmark Open kala itu.
Sementara di sektor tunggal, prestasi membanggakan juga masih bisa di torehkan Tan Aik Mong. Seperti salah satu yang paling prestisius ketika dirinya bisa membuat publik bulutangkis di Jakarta terdiam. Kala dirinya sukses menjadi juara Kejuaraan Bulutangkis Asia 1972, usai melampaui wakil-wakil Indonesia dan mengalahkan wakil Jepang di final, Junji Homa.
Sembilan tahun bekecimpung di dunia bulutangkis samapi tahun 1975, Tan Aik Mong sendiri akhirnya mendahului sang kakak Tan Aik Huang, kembali ke pangkuan yang kuasa, pada 31 Mei 2020 lalu, dalam usia 70 tahun. Sementara Tan Aik Huang sendiri saat ini masih menjalani hidupnya dalam usia 74 tahun di Malaysia.