Termasuk Jadi Tentara Israel, Ini 4 Fakta Misha Zilberman Pebulutangkis yang Ditolak Indonesia
INDOSPORT.COM – Berikut 4 fakta Misha Zilberman, pebulutangkis Israel yang sempat mendapatkan penolakan bermain di Indonesia.
Pebulutangkis asal Israel Misha Zilberman sempat mencuri perhatian saat dirinya mencurahkan keluh kesahnya tak diterima untuk berlaga di beberapa negara, salah satunya Indonesia.
Itu terjadi di tahun 2015, saat Misha Zilberman akan berpartisipasi di Kejuaraan bulutangkis dunia yang berlangsung di Jakarta.
Tak adanya hubungan bilateral antara Israel dengan Indonesia membuat Misha Zilberman kesulitan untuk mendapatkan visa. Selain juga dirinya memang mendapatkan penolakan lewat teror di media sosial.
Pada akhirnya memang Misha Zilberman tetap bisa bertanding di Indonesia kala itu. Meski tak lantas membuatnya bebas setelahnya bertanding di beberapa negara mayoritas Muslim. Seperti halnya juga Malaysia dan negara-negara Arab.
Berkaca pada hal tersebut, untuk lebih mengenal siapa sebenarnya Misha Zilberman. Berikut INDOSPORT coba merangkumkan beberapa fakta pebulutangkis putra Israel yang kini berusia 31 tahun tersebut.
Latar Belakang Keluarga
Fakta pertama mengenai Misha Zilberman adalah mengenai latar belakang keluarganya. Meski kini merupakan warga negara Israel, Misha Zilberman sebenarnya lahir di Moskow, Rusia pada 30 Januari 1980.
Orang tua Misha Zilberman pun pada awalnya justru memgang kewarganegaraan Uni Soviet dan sempat membela negara berhaluan komunis tu di berbagai ajang olahraga dunia.
Sang ayah bernama Michael adalah seorang atlet senam lantai Uni Soviet, sebelum kemudian menjadi asisten pelatih tim bulutangkis Uni Soviet juga.
Sementara sang ibu merupakan atlet bulutangkis Uni Soviet, yang pernah mencatatkan prestasi sebagai peraih medali perunggu Kejuaraan Bulutangkis Eropa tahun 1986.
Lahir dan besar di luar Israel, Misha Zilberman dan keluarganya baru melakukan Aliyah atau kembali ke Israel pada tahun 1991.
Berduet dengan Sang Ibu
Bekaitan dengan sang ibu yang juga seorang pebulutangkis, fakta selanjutnya adalah bahwa Misha Zilberman kerap bertanding bersama sang ibu yang terpaut usia sangat jauh sebagai pasangan di atas lapangan. Itu terjadi misalnya di turnamen bulutangkis beregu dunia, Piala Sudirman di Nanning, China tahun 2019 lalu.
Selain turun di sektor tunggal putra Misha Zilberman yang saat itu berusia 30 tahun, terpaksa berduet dengan sang Ibu Svetlana Zilberman yang usianya telah menginjak 60 tahun di sektor ganda campuran.
Keputusan itu bukan tanpa alasan, sebab diakui Misha Zilberman dirinya terpaksa berduet dengan sang ibu, lantaran kesulitan mencari rekan duet, di tengah minimnya regenerasi bulutangkis di Israel.
1. Misha Zilberman Pernah Jadi Tentara
Selanjutnya ada fakta menarik bahwa selain sebagai pebulutangkis, Misha Zilberman juga pernah tergabung sebagai tantara bagian dari Israel Defense Forces.
Tercatat Misha Zilberman tergabung dalam Israel Defense Forces sejak Agustus 2007 hingga bulan yang sama di tahun 2010.
Tergabungnya Misha Zilberman sebagai tantara sendiri tak lepas dari aturan wajib militer yang memang diharuskan bagi setiap warga negara Irael yang sudah berusia di atas 18 tahun.
Untuk tenggat waktunya sendiri, Misha Zilberman menjalani wajib militer selama tiga tahun sesuai aturan untuk semua pria warga negara Israel. Sementara untuk wanita hanya dikenakan wajib militer selama dua tahun.
Catatan Karier
Mendapatkan pelatihan bulutangkis sejak usia 5 tahun oleh sang ibu, Misha Zilberman mulai terjun di level junior pada tahun 2003.
Di tahun 2004 dirinya pun sudah bisa menembus level senior. Selain turun di sektor tunggal putra, dirinya juga sejak tahun 2006 berpasangan dengan sang ibu di sektro ganda campuran.
Untuk raihan prestasi, Misha Zilberman beberapa kali meraih jura di turnamen bulutangkis BWF level international Challenge, yang menariknya kebanyakan terjadi di Afrika. Mulai dari Suriname International Challenge, Lagos, Ethiopia, hingga Zambia.
Namun ada juga satu prestasi yang sangat membanggakan bisa diraih Misha Zilberman. Yakni ketika dirinya bisa menyamai catatan sang ibu yang bisa sukses meraih medali perunggu di Kejuaraan Bulutangkis Eropa. Itu terjadi ketika Misha Zilberman menjadi semifinalis di tahun 2019 lalu.