On This Day: Presiden BWF Raih Medali Emas di Olimpiade 1996
INDOSPORT.COM - Hari ini, 01 Agustus 1996, 14 tahun yang lalu, Presiden Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), Poul Erik Hoyer Larsen berhasil meraih medali emas di Olimpiade Atlanta 1996.
Bertanding di Georgia State University Gymnasium, Atlanta, Amerika Serikat dan berhadapan dengan wakil China, Dong Jiong, Presiden BWF, Poul Erik Hoyer berhasil meraih podium tertinggi dalam pertandingan dua game saja.
Di game pertama, Presiden BWF harus menghadapi perlawanan sengit dari wakil China dengan skor 15-12. Di game kedua, Dong Jiong juga memberikan perlawanan cukup alot pada Poul Erik Hoyer, tetapi wakil Denmark tetap berhasil menang dengan skor 15-10 di game kedua final Olimpiade Atlanta 1996 sektor tunggal putra.
Poul Erik Hoyer diketahuin pernah menjadi tunggal putra peringkat 1 dunia dan pada tahun 2017, ia diangkat menjadi Presiden BWF untuk kali kedua setelah di tahun 2013 lalu legenda Denmark juga telah terpilih pada posisi yang sama.
Pada beberapa waktu lalu, Poul Erik Hoyer kembali membuat gempar ranah bulutangkis dengan rencananya yang mengubah sistem poin kembali menggunakan 11 x 5. Beragam kampanye telah dilakukan oleh Larsen sejak ide tersebut dimunculkannya.
"Saya ingin mengubah sistem penilaian yang ada. Kami terlalu konservatif sekarang dan menyebabkan bulutangkis jalan di tempat," kata Larsen dikutip Sports Sina.
Padahal BWF telah meninggalkan sistem 11x5 sejak 2006 silam usai mengadopsi sistem 21x3 termasuk menggantikan gim distribusi 15 poin (sistem klasik).
Larsen sempat melakukan uji coba sistem 11x5 pada pertandingan-pertandingan tingkat rendah pada 2014 lalu. Bahkan dinilai oke oleh Larsen.
Pada Mei 2018 lalu, ide aneh Larsen kembali di bawa ke forum Konferensi Tahunan Bulutangkis Dunia. Hasilnya, ada 123 suara menantang sedangkan 129 mendukung.
Kendati banyak yang setuju tetapi suara Larsen untuk menerapkan sistem 11x5 masih kurang lantaran tak mencapai 2/3 dari total suara yang ada.
Suara penolakan kebanyakan datang dari kawasan Asia yang menganggap sistem tersebut hanya sebagai keuntungan semata bagi daerah Eropa.