Legenda Malaysia Sindir BWF yang Terlalu Mata Duitan di Masa Pandemi Covid-19
INDOSPORT.COM - Legenda Malaysia, James Selvaraj menyindir Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) yang terlalu mata duitan di masa pandemi Corona.
BWF baru-baru ini menunda Piala Thomas - Uber 2020 dan membatalkan Denmark Masters, padahal sebelumnya mereka sangat bersikeras akan tetap menggelar turnamen menyusul pengunduran diri sejumlah negara seperti Chinese Taipei, Thailand dan Australia.
Namun rupanya setelah pengunduran diri dari dua negara raksasa bulutangkis yakni pemilik juara 13 kali, Indonesia dan Korea Selatan, BWF seolah tak punya pilihan lain selain menunda pagelaran Piala Thomas - Uber yang semula seharusnya digelar pada 3 - 11 Oktober di Aarhus, Denmark.
Melihat situasi semacam ini, legenda bulutangkis Malaysia, James Selvaraj mengomentari penundaan itu dan mengatakan bahwa seharusnya hal terbaik yang seharusnya dilakukan oleh BWF adalah menunggu lebih dulu dan tidak terlalu mementingkan soal komersial.
"Berapa banyak kerugian olahraga dalam hal sponsorship? Saya tidak tahu. Untuk ini, kami harus melihat kontrak antara BWF dan sponsor mereka.Setiap kesepakatan sponsorship berbeda," katanya.
"Pada akhirnya, sponsor menginginkan eksposur dan kehadiran. Mereka tidak mendapatkan itu, dan mungkin ada beberapa pengurangan," ujar James Selvaraj dikutip dari media News Straits Times.
Legenda Malaysia juga menyatakan keberatannya untuk menyamakan bulutangkis dengan olahraga lainnya karena menurutnya olahraga ini sangat berbeda dari yang lain.
"Kita hanya tinggal tiga bulan lagi dari 2021. Mari kita tunggu dan mulai dari awal. Bulutangkis sangat berbeda dari olahraga internasional lainnya yang telah dilanjutkan selama dua bulan terakhir. Para pemain dan ofisial harus melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain. Itu terlalu berisiko," pungkasnya.
Meskipun menunda Piala Thomas - Uber dan membatalkan Denmark Masters, BWF diketahui tetap memutuskan melanjutkan kompetisi Denmark Open yang akan digelar pada 13 - 18 Oktober di Odense, Denmark.