Zhou Mi: Eks China yang Kariernya Hancur karena 'Ulah' BWF
INDOSPORT.COM - Zhou Mi, eks pebulutangkis China yang membela Hong Kong, tetapi kariernya hancur karena keputusan pilih kasih dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Pada September tahun 2010 silam, eks pebulutangkis China yang memutuskan membela Hong Kong, yakni Zhou Mi dijatuhi skors dengan larangan bermain selama 2 tahun oleh BWF karena ia terbukti bersalah dalam kasus doping.
Eks pebulutangkis Zhou Mi diketahui telah dicurigai menggunakan doping sejak Juni 2010 sampai akhirnya BWF memutuskan untuk melakukan tes acak di luar kompetisi dan berdasarkan hasil tersebut, di dalam darah eks pebulutangkis China yang membela Hong Kong terdapat kandungan clenbuterol.
Berdasarkan hasil tes dari Zhou Mi, Sekjend BWF, Thomas Lund memperingatkan setiap pemain untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan dalam rilisan situs resmi BWF.
Menyatakan Diri Tidak Bersalah
Atas dakwaan BWF itu, Zhou Mi lantas menghubungi pengacaranya untuk mengajukan permohonan agar dunia tahu bahwa dirinya tidak sepenuhnya bersalah.
Menurut Zhou Mi, obat-obatan yang dikonsumsinya dijual bebas di pasaran dan tidak mengandung clenbuterol dan kemungkinan itu berasal dari daging babi yang terkontaminasi.
“Awalnya saya mengira bahwa hasil tes positif mungkin karena saya mengonsumsi obat China yang dijual bebas untuk mengobati penyakit saya pada atau sekitar Mei 2010. Namun saya kemudian ingat bahwa saya sebelumnya telah mengonsumsi obat bebas yang sama.
Obat China untuk flu, jadi saya memutuskan untuk mengirim sampel obat untuk diuji di lab Intertek di Australia, dengan biaya sendiri, Dan laporan yang keluar pada 6 Oktober 2010 menegaskan bahwa obat tersebut tidak mengandung Clenbuterol,” demikian keterangan Zhou Mi seperti dilansir Badzine.
Banding Ditolak
Sayangnya setelah bersusah payah membuktikan bahwa obat yang dikonsumsinya tidak mengandung clenbuterol, Zhou Mi gagal memberikan bukti itu tepat waktu, tetapi wakil China yang pada saat itu memutuskan membela Hong Kong menyatakan bahwa tidak ada nasihat yang diberikannya pada saat itu.
Akibatnya, Zhou Mi terlambat mengajukan bandingnya dan akhirnya membuat Pengadilan Arbitasi Olahraga (CAS) menolak bandingnya, hingga menyebabkan skorsingnya tidak lagi bisa terelakkan.
1. Dibantu Para Firma dan Ahli Hukum
Dilansir dari Badzine, Zhou Mi diketahui mendapat bantuan dari firma dan ahli hukum untuk membantu, menangani dan mengirimkan lebih banak tes ke laboratorium independen yang akhirnya menghasilkan pemikiran bahwa zat terlarang itu ada dalam kandungan daging babi yang terkontaminasi.
"Sejak mengesampingkan obat China sebagai sumber Klor dalam sampel urin saya, saya curiga bahwa jejak Klor yang rendah yang ditemukan di tubuh saya adalah akibat dari konsumsi daging babi yang terkontaminasi Klor secara tidak sadarm" jelasnya.
Pernyataan Zhou Mi itu pun didukung oleh tes lainnya termasuk tes "Obat Rambut" yang menunjukkan bahwa konsentrasi Clenbuterol cukup rendah dan mengisyaratkan itu tidak cukup untuk membantu kinerja pemain secara signifikan.
Memutuskan menyudahi kariernya sebagai pebulutangkis
Akibat peristiwa doping yang menyoreng namanya, Zhou Mi akhirnya mengambil keputusan bahwa dirinya tidak akan lagi meneruskan kariernya sebagai pebulutangksi karena pada saat itu, ia sudah mengandung buah cinta pertamanya dengan sang suami.
“Saya ingin menjelaskan bahwa pada saat tes, saya tidak dalam keadaan akan berkompetisi atau bersiap untuk bertanding di ajang apapun. Bahkan tidak ada alasan atau dorongan sedikit pun bagi saya untuk menggunakan zat peningkat kinerja.
Saya belum pernah mendengar tentang Klor pada saat itu. Tidak ada yang punya. Terlebih lagi, sebelum kejadian ini, saya memiliki rekam jejak yang sempurna selama lebih dari 20 tahun.
Jadi, hasil tes positif yang keluar pada Juli 2010 adalah kejutan besar bagi saya dan bagi seluruh komunitas bulutangkis. Sebagai gambaran, saya saat ini berusia tiga puluhan dan akan segera menjadi seorang ibu, jadi terlepas dari kejadian tersebut, saya sudah akan pensiun sebagai pemain bulutangkis profesional," demikian penuturan Zhou Mi
BWF seperti pilih kasih
Ketika kasus yang sama kembali terulang pada saat pebulutangkis andalan Thailand, Ratchanok Intanon ditemukan positif dalam darahnya terdapat kandungan Clenbuterol, hal berbeda justru dilakukan BWF.
Jika Zhou Mi mengaku bahwa dirinya tidak pernah diarahkan kalau bisa melakukan banding, maka berbeda dengan Ratchanok Intanon yang bisa membuktikan bahwa zat terlarang itu tak sengaja ditelannya pada saat sedang makan di luar dan akhirnya membuat wakil Thailand terbebas dari jeratan hukum.
Melihat situasi ini, Kepala Pelatih Asosiasi Bulutangkis Hong Kong, He Yiming angkat suara, "Zhou Mi dan Intanon secara keliru mengonsumsi obat terlarang, tetapi Zhou Mi diskors selama dua tahun. Sedangkan Intanon tidak tersentuh hukuman sedikit pun, apa yang bisa saya katakan? Mungkin kekuatan bulutangkis tim Hong Kong tidak cukup untuk mendapat perlakuan yang adil," ujarnya.
Tentu jika benar, ada sesuatu yang ganjal dari putusan BWF pada Zhou Mi, maka pastinya hal itu sangat disayangkan, karena secara tidak langsung mereka telah menghancurkan karier dari seorang Zhou Mi.