Mendorong PBSI Berani Melawan Ketidakadilan untuk Tim Indonesia di All England
INDOSPORT.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali melihat ada indikasi ketidakadilan yang dialami tim Indonesia di ajang All England. Terkait hal tersebut, Menpora mendorong PBSI selaku induk federasi bulutangkis Indonesia berani melawan ketidakadilan ini.
Pil pahit memang harus ditelan oleh tim Indonesia di ajang All England. Bagaimana tidak, seluruh tim Indonesia dipaksa harus undur diri dari turnamen bulutangkis tertua di dunia ini.
Penyebab keputusan ini tak lepas karena seluruh tim Indonesia satu pesawat dengan salah satu penumpang yang terbukti covid-19.
Tetapi nasib lain justru dialami tim lain. Seperti halnya tunggal putri asal Turki, Neslihan Yigit yang juga berada satu pesawat dengan tim Indonesia masih diperbolehkan bermain.
Selain itu ada tujuh kasus positif dari Indonesia, Thailand dan Denmark. Namun ketiga negara ini masih diizinkan bermain.
1. Mendorong PBSI untuk Usut Tuntas
Dengan rentetan ketidakadilan ini, Menpora Zainudin Amali angkat bicara. Setidaknya seharusnya panitia All England bisa berlaku adil.
"Seharusnya pihak penyelenggara yakni BWF bisa objektif. Mereka harus bisa melihat apa yang terjadi dan tidak main pukul rata saja," ucap Amali.
"Selain itu hal lain yang saya respons harusnya pihak penerbangan menerapkan sistem yang ketat terhadap semua penumpang yang akan menggunakan maskapai tersebut. Tapi ternyata ada satu orang yang kedapatan terindikasi positif Covid-19," beber Amali.
"Kita sudah komunikasi dengan pihak Dubes di London terkait apa yang terjadi. kita memahami masing-masing negara punya aturan dalam pandemi covid-19. Tetapi ternyata kalau ada yang diperlakukan berbeda ini harus dipertanyakan," tegas Amali.
Bila memang nantinya ada indikasi ketidakadilan yang dialami tim Indonesia, Zainudin Amali meminta PBSI berani angkat suara. Setidaknya hal ini untuk menunjukkan jati diri Indonesia ke depannya.
"Saya mendukung Ketum PBSI bahkan saya mendorong PBSI untuk melakukan langkah-langkah supaya kita tidak diperlakukan tidak adil. Sebab kalau kita diam saja terkait adanya indikasi tidak fair lalu kita biarkan maka kita akan dianggap lemah dan itu akan dilakukan hal sama dikemudian hari," pungkas Amali.