Ketika All England Dikudeta dan Berganti Nama Menjadi All Japan
INDOSPORT.COM - Fenomena unik terjadi di pagelaran All England 2021 yang ternyata seperti dikudeta dan berganti nama menjadi All Japan menyusul tidak adanya wakil Indonesia.
Seperti yang kita tahu kalau tim bulutangkis Indonesia telah dipaksa mundur dari ajang All England. Setelah diketahui dalam pesawat yang ditumpangi oleh Indonesia, terdapat seorang penumpang positif virus corona.
Meski tidak jelas siapa yang terkena dan apakah tim bulutangkis Indonesia terpapar virus corona atau tidak, keputusan sangat merugikan telah diambil. Yaitu, Indonesia dipaksa mundur dari ajang All England 2021.
Namun ada sisi positif yang bisa diambil dari kasus tersebut, setidaknya para pebulutangkis Indonesia bisa pulang dengan kepala tegak. Karena Indonesia tersingkir tanpa pernah merasakan kekalahan sama sekali, jadi secara kualitas, kita boleh bangga.
Singkatnya All England 2021 tetap digelar seperti biasa dan telah memasuki babak final. Berbagai kejutan terjadi di sepanjang jalannya turnamen All England 2021.
Seperti kegagalan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota usai dikalahkan oleh Lee Zii Jia dari Malaysia. Meski begitu, negara Kento Momota yaitu Jepang berhasil meraih sukses besar pada sektor lain.
Bahkan bisa dikatakan dengan tidak adanya China, Korea Selatan dan terutama Indonesia, Jepang jadi seperti menguasai turnamen sendiri. Soalnya rival berat seperti Indonesia harus angkat koper lebih cepat.
Akibatnya, kita seperti jadi bisa melihat sebuah fenomena unik bagaimana wakil Jepang benar-benar seperti menjajah dalam tanda kutip ajang All England. Mungkin ajang All England sampai-sampai bisa berganti nama menjadi All Japan akibat betapa banyaknya wakil Jepang di final.
1. All Japan Menguasai All England
Menurut laporan dari Badmintalk, peristiwa Jepang yang menguasai All England, benar-benar layak masuk dalam buku sejarah. Soalnya, terjadi all Japan Final pada 3 sektor yaitu ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.
Terakhir kali final semua nomor ganda dikuasai oleh suatu negara di ajang All England sudah sangat lama sekali. Yaitu terjadi pada tepat tahun 1947 ketika Denmark menciptakan All Danish Final di ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.
Tak disangka kalau fenomena unik itu bisa terjadi oleh Jepang tahun ini. Di nomor ganda putra, tidak adanya Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan membuat Endo/Watanabe dan Kamura/Sonoda bertemu di final.
Sedangkan pada nomor ganda campuran, terdapat pertemuan 2 wakil Jepang, Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo dengan Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Mereka berdua bisa bertemu karena tidak ada hadangan dari Praveen Jordan/Melati Daeva.
Sedangkan absennya Greysia Polii/Apriyani Rahayu membuat Yuki Fukushima/Sayaka Hirota bisa bertemu dengan Mayu Matsutomo/Wakana Nagahara. Ajang All England pun tak ubahnya jadi seperti tempat bagi para pebulutangkis Jepang latihan di Birmingham, Inggris.
Untungnya hanya sektor ganda saja yang dikuasai oleh Jepang karena di tunggal putra tak ada wakil dari mereka. Hal itu terjadi karena Kento Momota sudah kalah lebih dulu, sedangkan tunggal putri ternyata masih ada wakil Jepang.
Dia adalah Nozomi Okuhara yang akan duel dengan wakil Thailand, Pornpawee Chocuwong. Fakta ini juga memunculkan kemungkinan kalau Jepang bisa menggondol gelar juara di 4 sektor pada ajang All England.
Memang lucu juga melihat bagaimana All England jadi seperti dikudeta dan berganti nama menjadi All Japan. Tapi percayalah jika seandainya Indonesia tidak dipaksa mundur, seharusnya All Japan Final agak sulit terjadi di All England 2021, tapi mau bagaimana lagi.