Bahas Kebangkitan Jepang, Legenda Malaysia Singgung Indonesia
INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Malaysia, Rashid Sidek, menyebut bahwa kini beberapa negara sudah mengalami penigkatan termasuk Jepang, dan Indonesia masih terbaik di ganda putra.
Jika masa lalu bercerita tentang persaingan kuat antara China dan Indonesia serta negara-negara lain seperti Malaysia dan Denmark, maka kini penantang baru sudah muncul yaitu Jepang.
Perlahan tapi pasti, Jepang menjadi salah satu negara adidaya bulutangkis, yang telah melahirkan banyak bintang-bintang berbakat. Sebut saja Kento Momota hingga Yuta Watanabe. Itu adalah bakat-bakat terbaik yang dimiliki Negeri Sakura saat ini.
Legenda Malaysia, Rashid Sidek, mengakui itu, dan menyebut bahwa Jepang telah menunjukkan banyak peningkatan. Kini menjadi salah satu yang harus diperhitungkan.
“Jepang telah menunjukkan peningkatan terbesar. Mereka tidak ada di mana pun selama hari-hari saya bermain atau mungkin, bahkan dalam satu dekade terakhir. Kini, mereka memiliki Kento dan lainnya di setiap acara, menampilkan penampilan yang berkualitas," ujar Rashid Sidek dikutip dari media The Star.
Legenda Malaysia juga tetap mengakui kekuatan di ganda putra masih belum bergeser dan masih milik Indonesia. Sedangkan ganda campuran masih milik China.
1. Indonesia Miliki Kekuatan Utama di Ganda Putra
Sudah menjadi rahasia umum jika kekuatan utama Indonesia di bulutangkis terletak di sektor ganda putra. Setidaknya ada 3 pasangan yang saat ini menempati 10 besar dunia.
Tiga pasangan yaitu Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di peringkat 1 dunia. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di peringkat 2 dan Fajar Alfian/M. Rian Ardianto di peringkat ketujuh. Teranyar, ada pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang digadang akan menjadi bintang ganda putra baru Tanah Air.
Tim bulutangkis Jepang baru saja memborong 4 gelar di All England 2021, setelah Indonesia terlibat tragedi kontroversial, lalu China dan Korea Selatan memilih absen.
Tim Jepang diyakini akan mengincar lima medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, karena itu merupakan momen langka yang jarang terjadi, terlebih lagi di hadapan pendukung sendiri.