x

Eks Pelatih BAM Sebut Terjadi Pergeseran Dominasi di Tunggal Putri

Minggu, 25 April 2021 05:40 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Juni Adi

INDOSPORT.COM - Eks pelatih tunggal putra Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Rashid Sidek, mengakui bahwa terjadi pergeseran dominasi di tunggal putri dari China ke negara lain.

Dinasti China di sektor tunggal putri memang tidak bisa terbantahkan. Sejak Olimpiade Athena 2004 hingga Olimpiade London 2012, seluruh peraih medali emas berasal dari Negeri Tirai Bambu.

Baca Juga
Baca Juga

Setelah Olimpiade London 2012, mulai terjadi pergeseran dominasi, ketika Tai Tzu Ying muncul sebagai salah satu jagoan baru di tunggal putri, sebelum puncaknya Carolina Marin dari Spanyol sukses memenangkan emas di Olimpiade Rio 2016.

Pergeseran dominasi di tunggal putri pun diakui oleh eks pelatih tunggal putra BAM, Rashid Sidek, yang mengaku kalau sektor tunggal putri kini tidak hanya didominasi China tetapi juga negara lain.

"Para lajang wanita mungkin, telah mengambil giliran terbesar. China dulu mendominasi tetapi Tzu-ying sekarang memimpin sekelompok pemain wanita yang ditentukan dari berbagai negara," kata Rashid dikutip dari media The Star.

Baca Juga
Baca Juga

Eks pelatih BAM juga membahas perihal Carolina Marin yang kini menjadi salah satu kekuatan di tunggal putri yang berasal dari Eropa, dan telah menjadi Juara Dunia sebanyak tiga kali.

“Saat saya mewakili Malaysia di Olimpiade 1992 di Barcelona, ​​orang di sana bahkan tidak tahu bulutangkis itu ada. Sekarang, mereka memiliki tiga kali juara dunia di Marin," ujarnya menambahkan.


1. Rashid Sidek Bicara Soal Dominasi Carolina Marin

Eks pelatih tunggal putra Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Rashid Sidek, mengakui bahwa terjadi pergeseran dominasi di tunggal putri dari China ke negara lain.

Rashid Sidek menambahkan bahwa apa yang ditunjukkan oleh Carolina Marin dengan menjadi satu-satunya wakil Eropa yang harus diperhitungkan di tunggal putri adalah tentang pola pikir.

“Ini semua tentang pola pikir sebenarnya. Marin menunjukkan bahwa bangsanya mungkin tidak menjadi besar dalam olahraga ini, tetapi dia melakukannya sendiri untuk membuat perbedaan. Dia adalah seorang pejuang dan lihat di mana dia sekarang," tuturnya.

Rashid Sidek pun berharap suatu saat akan muncul juga pebulutangkis putri dari Malaysia yang bisa merusak dominasi China, dan melakukan seperti apa yang dilakukan Carolina Marin, yang memiliki kepercayaan diri tinggi.

Terkini, seluruh pebulutangkis 10 besar dunia akan kembali bermain untuk kali pertama di Malaysia Open 2021 yang akan diselenggarakan mulai 25 - 30 Mei di Axiata Arena, Kuala Lumpur.

ChinaMalaysiaCarolina MarinRashid SidekBulutangkisBerita OlahragaBerita SportAsosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM)Berita Bulutangkis

Berita Terkini