Hendra/Ahsan Beberkan Strategi untuk Olimpiade Tokyo 2020
INDOSPORT.COM - Pasangan pebulutangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, mengaku cukup santai dalam persiapan mengikuti Olimpiade Tokyo 2020. Keduanya memilih untuk fokus namun tidak terlalu muluk-muluk dalam penentuan target.
Faktor keberadaan The Minions yang merupakan julukan untuk duet Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya di Jepang sebagai andalan Indonesia jadi alasan. Baik Ahsan maupun Hendra merasa lebih tenang apabila bukan mereka satu-satunya harapan bangsa di nomor ganda putra.
Kini ganda putra nomor dua dunia tersebut fokus untuk mengembalikan ritme setelah kembali bersatu pada medio 2020 lalu. The Daddies memilih mengambil langkah perlahan walau tetap memimpikan medali.
Selain itu faktor umur juga membuat mereka berpikir lebih realistis. Baik Ahsan (33) maupun Hendra (36) kini memang sudah memasuki usia senja meski pengalaman juga punya porsi besar sebagai kunci di turnamen sekelas olimpiade.
"Sebetulnya kami tidak menyangka bisa main di Olimpiade lagi. Kami sempat berpisah, berpasangan lagi dan bisa ke top level, itu tidak mudah. Tapi alhamdulillah kami bisa," kata Ahsan kepada akun Instagram BWF.
"Saya tidak mau berambisi terlalu banyak. Step-by-step saja. Mungkin target tetap medali tapi kita pelan-pelan saja. Apapun bisa terjadi dan kami belajar dari (Rio de Janeiro) 2016," tambahnya lagi.
"Waktu itu kami tidak bisa keluar dari tekanan, sekarang kami lebih rileks. Indonesia punya dua wakil ganda putra, otomatis ini mempengaruhi psikis kami. Di Olimpiade, dua wakil lebih baik dari satu wakil," timpal Hendra.
1. Pantang Ulangi Kesalahan
Tidak mengulangi kesalahan yang terjadi di Brasil lima tahun silam memang jadi motivasi yang tepat. Kala itu Henda-Ahsan adalah favorit kedua namun justru tidak bisa lolos dari babak penyisihan grup.
Tragedi tersebut terjadi karena The Daddies gugur usai kalah dari ganda Hiroyuki Endo-Kenichi Hayakawa (Jepang) dan Chai Biao-Hing Wei (Tiongkok). Kedua pasangan tersebut sebenarnya bukan ancaman besar andai melihat rekor pertemuan namun takdir bicara lain.
Dengan wakil-wakil yang memuncaki level dunia seharusnya Indonesia bisa lebih optimis jelang pembukaan Tokyo 2020. Tuntutan tradisi medali yang pada edisi lalu bisa diteruskan dengan sumbangan emas dari Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir setidaknya berada di tangan yang tepat.