Gregoria Mariska Datangi Psikolog Jelang Olimpiade Tokyo 2020
INDOSPORT.COM – Masih ada 20 hari lagi menuju Olimpiade Tokyo 2020. Persiapan Gregoria Mariska mewakili bulutangkis Indonesia tak main-main, termasuk mendatangi psikolog.
Gregoria Mariska berhasil memastikan tempatnya di Olimpiade Tokyo 2020. Menempati urutan ke-15 di klasemen Race to Tokyo, dia menjadi satu-satunya wakil Indonesia di sektor tunggal putri cabor bulutangkis.
Gregoria yang saat ini berperingkat 23 dunia berharap mampu tampil baik di Olimpiade Tokyo mendatang. Apapun hasilnya nanti, Gregoria hanya ingin bermain santai.
Meski begitu, mantan juara dunia junior 2017 tersebut sampai saat ini masih dalam tahap latihan ekstra untuk mencapai titik maksimal selama dua minggu terakhir.
“Persiapan dua minggu terakhir ini, dari pelatih saya diberi latihan ekstra, seperti penambahan latihan besi dan peningkatan fisik, juga termasuk latihan di dalam lapangannya. Intens banget programnya,” ungkap Gregoria dilansir dari badmintonindonesia.org.
Bukan hanya menjalani latian ekstra keras, dia juga mendatangi psikolog untuk membantu mengatasi rasa frustasinya setelah meraih hasil stagnan dan kurang memuaskan sejak 2019 lalu.
“Selain itu, di sisi nonteknis mulai tahun ini saya mencoba untuk konsultasi ke psikolog karena masalahnya kan mindset saya sudah lumayan lama kalau bisa dibilang seperti ini,” sambung Gregoria.
“Dari tahun 2019 masih begitu-begitu saja masalahnya. Unggul jauh, terkejar lalu kalah. Jadi saya merasa perlu ada orang yang bisa pelan-pelan mengubah mindset itu dan membuat saya kembali percaya diri," kata Gregoria lagi.
1. Gregoria Kuda Hitam di Olimpiade Tokyo
Menyandang status sebagai kuda hitam, Gregoria diharapkan bisa mematahkan puasa gelar juara tungga putri di Olimpiade sekaligus meneruskan tongkat estafet dari pendahulunya, Maria Kristin Yulianti.
Seperti diketahui, Maria Kristin dulunya juga adalah pemain kuda hitam di Olimpiade jika dibandingkan dengan Susy Susanti dan Mia Audina.
Namun, Maria Kristin berhasil membawa kembali kejayaan tunggal putri Indonesia di Olimpiade dengan memenangkan perungguh setelah di dua edisi sebelumnya, Sydney 2000 dan Athena 2004, Indonesia nihil medali.
Sayang sekali, setelah keberhasilan Maria Kristin meraih perunggu, Indonesia belum berhasil memenangkan medali lagi dari sektor tunggal putri pada edisi London 2012 dan Rio 2016.