Mengingat Lagi 7 Peraih Medali Emas Bagi Indonesia di Olimpiade dari Masa ke Masa
INDOSPORT.COM – Sukses merebut medali perunggu, Indonesia masih mengejar emas di Olimpiade Tokyo 2020. Berikut ini 7 peraih medali emas bagi Indonesia dari masa ke masa.
Olimpiade Tokyo 2020 resmi dibuka pada Jumat (23/07/21) lalu. Kontingen Indonesia mengikuti ajang ini dengan mengirimkan 28 atlet dan berbagai cabor dan nomor pertandingan.
Langkah kontingen Tanah Air terbilang cukup baik. Sabtu (24/07/21) lalu Indonesia sudah berhasil merebut medali pertama lewat angkat besi.
Medali tersebut datang dari Windy Cantika Aisah, lifter yang turun di nomor 49 kg putri. Lewat total angkatan 104 kg, Windy Cantika sukses menempati posisi ketiga dan meraih medali perunggu.
Pada hari Minggu (26/07/21) ini, Indonesia kembali berpeluang menambah medali, juga melalui angkat besi.
Dua lifter putra yakni Deni dan Eko Yuli Irawan akan turun di final nomor 67 kg dan 61 kg putra. Jika berhasil finis di 3 besar, maka mereka berdua akan menyumbang medali untuk Indonesia.
Sementara itu, cabang andalan lainnya dalam memburu medali, bulutangkis, sudah mengawali laga fase grup sejak hari Sabtu lalu.
Bulutangkis diharapkan mampu meneruskan tradisi merebut medali emas yang sempat terputus pada 2012 tapi dipulihkan pada 2016 oleh Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Bermodal para atlet papan atas seperti Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pasukan bulutangkis diharapkan bisa memenuhi harapan tersebut.
Apalagi, dari 7 medali emas yang pernah dimenangkan Indonesia sepanjang keikutsertaan di Olimpiade, seluruhnya berasal dari cabor bulutangkis.
Sembari menanti terwujudnya misi merebut emas di Olimpiade Tokyo 2020, INDOSPORT mengajak Anda sekalian mengingat kembali 7 medali emas yang pernah dimenangkan Indonesia di Olimpiade dari masa ke masa.
1. 7 Emas dari 4 Nomor
1. Susy Susanti - Barcelona 1992 (bulutangkis, tunggal putri)
Mendapat bye di babak pertama, Susy Susanti menang selalu menang dua set langsung sejak babak kedua hingga semifinal, secara beruntun menyingkirkan Harumi Kohara, Wong Chun Fan, Somharuthai Jaroensiri, dan Huang Hua.
Bertemu Bang Soo-hyun di final, Susy Susanti kalah 5-11 di set pertama tapi berhasil menang 11-5 11-3 di set kedua dan ketiga untuk merebut emas.
2. Alan Budikusuma - Barcelona 1992 (bulutangkis, tunggal putra)
Sama seperti Susy Susanti yang kini menjadi istrinya, Alan Budikusuma yang menjadi unggulan 5 juga tak terbendung sejak babak pertama dengan selalu meraih kemenangan dua set langsung.
Di final, ia bertemu sesama pebulutangkis Indonesia, Ardy B Wiranata yang menempati unggulan 3. Meski demikian, Alan Budikusuma sukses menundukkan Ardy dengan skor 15-12 18-13.
3. Ricky Subagja/Rexy Mainaky - Atlanta 1996 (bulutangkis, ganda putra)
Usai mendapat bye di babak pertama, Ricky Subagja/Rexy Mainaky merebut kemenangan 2 set langsung secara beruntun di babak kedua hingga semifinal, untuk bertemu wakil Malaysia, Chean Soon Kit/Yap Kim Hock.
Sempat kalah telah 5-15 di set pertama, Ricky Subagja/Rexy Mainaky merebut emas usai menang 15-13 15-12 di set kedua dan ketiga.
4. Tony Gunawan/Candra Wijaya - Sydney 2000 (bulutangkis, ganda putra)
Berstatus unggulan pertama, Tony Gunawan/Candra Wijaya melangkah ke final tanpa bisa dibendung lawan-lawannya.
Langkah sulit muncul di final menghadapi Lee Dong-soo/Yoo Yung-sung (Korsel). Sempat menang 15-10 di set pertama, Tony Gunawan/Candra Wijaya kalah 9-15 di set kedua. Namun, mereka bangkit dan memenangi set ketiga dengan 15-7 untuk merebut emas.
5. Taufik Hidayat - Athena 2004 (bulutangkis, tunggal putra)
Tidak masuk unggulan, Taufik Hidayat sukses melaju ke final termasuk dengan mengalahkan unggulan 3 Wong Choon Han dan unggulan 6 Peter Gade di 16 besar dan perempat final.
Di laga puncak, Taufik Hidayat kembali tampil spektakuler dengan membabat unggulan 7 Shon Seung-mo 15-8 15-7.
6. Hendra Setiawan/Markis Kido - Beijing 2008 (bulutangkis, ganda putra)
Jadi unggulan 1, Hendra Setiawan/Markis Kido nyaris tersingkir di babak pertama sebelum menang rubber game atas Guo Zhendong/Xie Zhongbo. Namun, sesudah itu mereka melaju mulus ke final.
Menghadapi unggulan 2 Cai Yun/Fu Haifeng di final, Hendra Setiawan/Markis Kido lebih dulu kalah 12-21 di set pertama sebelum berbalik menang 21-11 21-16 di set kedua.
7. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir - Rio de Janeiro 2016 (bulutangkis, ganda campuran)
Menjadi juara Grup A dengan modal 3 kemenangan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir melaju mulus ke final termasuk dengan menyingkirkan Praveen Jordan/Debby Susanto di perempat final.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya merebut emas usai menundukkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 2 set langsung di final dengan 21-14 21-12.