Korea Open Batal, PBSI Alihkan Fokus ke 2 Turnamen Beregu
INDOSPORT.COM - Penguru Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) langsung mengalihkan fokus persiapan ke turnamen beregu begitu Korea Open batal digelar.
Rabu (11/08/21), Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengeluarkan pengumuman resmi perihal pembatalan turnamen Korea Open.
Turnamen tersebut sejatinya akan dilangsungkan pada 31 Agustus-5 September di Jinnam Indoor Stadium, Yeosu. Akan tetapi karena adanya lonjakan kasus virus corona di negara tersebut, maka turnamen Korea Open batal digelar.
Tidak cuma itu saja, BWF juga memutuskan untuk membatalkan turnamen Korea Masters dan Macau Open. Panitia pelaksana tidak punya pilihan lain selain membatalkan turnamen lantaran adanya pembatasan kegiatan secara ketat.
Mendengar keputusan tersebut, PBSI langsung mengalihkn fokusnya ke dua turnamen beregu yakni Piala Sudirman dan Piala Thomas-Uber.
"Sekarang kami fokus kepada Piala Sudirman dan Thomas-Uber. Akan menguntungkan karena waktu persiapan jadi lebih panjang," ujar Rionny Mainaky selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI dilansir dari Antara.
"Kami juga sedang mempersiapkan atlet-atlet yang akan berangkat ke Taipei. Untuk sementara Taipei Open masih sesuai jadwal," sambungnya lagi.
Selain sebagai ajang pemanasan, Korea Open seharusnya juga menjadi tempat penilaian atlet. Sebelum diputuskan bergabung dengan skuad Merah-Putih yang akan maju di Piala Sudirman dan Piala Thomas-Uber.
1. PBSI Ubah Cara Penilaian Pemain
Meski demikian karena batal digelar, maka pemilihan anggota tim akan ditentukan dari performa beberapa turnamen lalu. Serta kondisi terakhir saat pemusatan latihan yang akan segera digelar.
"Sebenarnya ada beberapa pemain yang tadinya kami mau nilai di turnamen ini untuk pertimbangan masuk tim di Sudirman atau Thomas-Uber," kata Rionny Mainaky.
"Kami memang sudah punya gambaran mereka semua. Jadi nanti penilaiannya berdasarkan performa terakhir dan kondisi latihan saja."
Pembatalan Korea Open 2021 membuat PBSI harus mencari cara untuk menilai performa para atlet bulutangkis Indonesia. Penilian berdasarkan performa terakhir serta kondisi saat latihan pun kini menjadi pilihan yang diambil oleh PBSI.