Jadi Wasit di Paralimpiade Tokyo, Putra Legenda Bulutangkis Lius Pongoh Ungkap Hal Terduga
INDOSPORT.COM – Raventus Pongoh, putra legenda bulutangkis Lius Pongoh mengungkap hal tak terduga menjelang tugasnya sebagai wasit di event para badminton Paralimpiade Tokyo 2020.
Perhelatan Paralimpiade Tokyo 2020 saat ini tengah berlangsung. Untuk cabang olahraga para badminton baru akan dimulai hari ini, Rabu (01/09/21) dan berakhir 5 September mendatang di Yoyogi National Stadium, Jepang.
Pada cabor ini, Indonesia mengirimkan sebanyak tujuh atlet terbaiknya. Bukan itu saja, ada tiga wasit bulutangkis Indonesia yang akan bertugas di Paralimpiade Tokyo, yakni Robertus Tommy Oscariano, Abdul Latif Jauhari, dan Raventus Pongoh.
Untuk nama terakhir, Raventus Pongoh diketahui merupakan putra legenda bulutangkis tanah air, Lius Pongoh. Legenda era 1980-an ini pernah terkenal dengan julukan ‘Si Bola Karet’.
Berangkat ke Jepang, Raventus Pongoh ternyata memiliki kisah menarik mengenai tempat dirinya bakal bertugas di Paralimpiade Tokyo nanti.
Rupanya, Yoyogi National Stadium, tempat perhelatan para badminton Paralimpiade pernah menjadi saksi saat ayahnya menjadu juara ganda putra dan runner up tunggal putra Jepang Open 1981.
“Nyo. Kalau gak salah Paralimpiade Bulutangkis mainnya di Yoyogi Stadium, Jika benar, memang luar biasa rencana Tuhan Yesus buat ngana,” demikian bunyi pesan Lius kepada Raventus.
“Tahun 1981 Daddy finalis tunggal putra bersama Koh Rudy Hartono, Daddy kalah. Tetapi ganda putra Daddy pasangan dengan Koh Christian Hadinata, Daddy juara. Waktu itu sehari Daddy main 4 kali karena rangkap,” papar Raventus.
“Nah 2021 anak Daddy menginjakkan kaki di Yoyogi. Memang bukan bertanding, tetapi bertugas di Paralimpiade. Wow kalau memang di Yoyogi jadi ada cerita Nyo.”
Raventus mengaku tak menyangka hal ini bisa terjadi secara kebetulan. Terlebih, dirinya mengaku beruntung bisa mendapatkan kesempatan langka di ajang empat tahun sekali ini.
“Nggak nyangka sih dan agak kaget pas dikasih tahu sama Daddy kalau tempat saya nanti bertugas di Paralimpade Tokyo adalah tempat bersejarah juga buat beliau,” ungkap Raventus dilansir dari pbdjarum.org.
“Dan bukan hanya itu. Saya selama bertugas di sini menginap di Keio Plaza Hotel yang ternyata dahulu Daddy pas main di Jepang Open 19821 nginepnya juga di sini,” jelas Raventus.
Menjelang tugasnya di kancah perwasitan, Raventus mengungkapkan perasaannya bisa menjadi salah satu wakil Indonesia di ajang Paralimpiade.
“Terharu dan sangat bersyukur atas kesempatan yang Tuhan kasih untuk saya. Semoga ini jadi batu loncatan kedepannya untuk bisa jadi wakil Indonesia di Olimpiade. Berterima kasih juga untuk PB Djarum, PBSI Jawa Tengah, PP PBSI, dan KEMENPORA untuk izin dan bantuannya. Bangga bisa bawa nama Indonesia. Dan saya tidak mau ngecewain negara Indonesia,” tutur Raventus.
1. Awal Mula Raventus Pongoh Menjadi Wasit
Raventus Pongoh awalnya bergabung dengan PB Djarum pada tahun 2014 dengan menjadi guru les bahasa Mandaris dan Inggris untuk atlet.
Kemudian di akhir tahun 2014, Raventus diminta atasannya Yoppy Rosiin untuk belajar perwasitan bulutangkis. Awal tahun 2015, Raventus mulai intens menjadi wasit dan mengikuti ujian untuk mendapatkan lisensi Pengurus Propinsi.
Lulus dengan nilai memuaskan, Raventus kemudian menjalani Ujian Nasional B di di Sirkuit Nasional Magelang 2015 dan lagi-lagi Raventus menjadi lulusan terbaik.
Sepekan berselang, Raventus kembali mengikuti ujian nasional A di Yogyakarta dan saat itu Raventus menjadi lulusan terbaik kedua.
Baru pada tahun 2016, Raventus mulai menjalani tugasnya sebagai wasit di berbagai tempat. Di tahun yang sama, Federasi Badminton Asia juga tengah melakukan penilaian untuk semua wasit nasional dari beberapa negara Asia Tenggara.
Sejak saat itulah, jam terbangnya sebagai wasit mulai bertambah. Raventus kerap bertugas di berbagai turnamen nasional maupun internasional.