Terungkap! Momen Coach Eng Hian Alami ‘Perut Mulas’ saat Kawal Greysia/Apriyani di Olimpiade
INDOSPORT.COM – Pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian, mengungkapkan momen paling menegangkan saat dirinya mengawal Greysia Polii/Apriyani Rahayu selama Olimpiade Tokyo 2020.
Coach Eng Hian dan assistenya Chafidz Yusuf baru-baru ini menjadi narasumber di acara yang dibawakan mantan ganda campuran Liliyana Natsir bertajuk #TekTokanAlaButet pada akun YouTube PB Djarum.
Di bagian kedua acara tersebut, Coach Eng Hian membongkar hal-hal unik yang belum diketahui publik selama dirinya mendampingi Greysia/Apriyani berjuang memenangkan medali emas Olimpiade Tokyo.
Ditanya oleh Butet soal momen paling tegang Eng Hian selama turnamen tersebut, pelatih jebolan PB Djarum ini ternyata tak menganggap partai final sebagai momen paling menegangkan.
Justru di partai delapan besar alias perempat final-lah menjadi sebuah momen yang membuat pelatih yang akrab disapa Coach Didi ini merasa perutnya mulas. Perutnya mulas ini bukan karena sakit namun saking tegangnya menyaksikan muridnya bertanding.
“Saya jujur… yang paling mules itu delapan besar,” ujar Coach Eng Hian.
Pada babak delapan besar Olimpiade Tokyo, Greysia/Apriyani berhadapan dengan wakil China, wakil China, Li Yunhui/Du Yue. Greysia/Apriyani sejatinya lebih diunggulkan karena mereka menjadi unggulan keenam.
Namun, Coach Eng Hian menjelaskan alasan babak perempat final ini menjadi momen yang paling mendebarkan karena ini merujuk pada target pribadinya bahwa anak didiknya harus lolos dari delapan besar.
“Yang pertama, itu ya, saya memiliki target lewat dari delapan besar. Itu agak tegang saya,” jelasnya.
“Kalau di semifinal dan final, pasti ada rasa tegang, tapi saya melihat Greys dan Apri terlihat enjoy, jadi tidak seperti di delapan besar,” lanjutnya.
1. Eng Hian Lega Greysia/Apriyani Menangi Delapan Besar
Bisa dipahami, babak delapan besar menjadi hal yang paling menegangkan karena pada partai inilah pemain harus mempertaruhkan hidup dan matinya untuk mengamankan medali.
Setelah lolos dari delapan besar, seorang pemain masih bisa memperjuangkan medali perunggu jika mereka terhenti dan gagal melaju ke final.
Beruntung, Greysia/Apriyani akhirnya bisa melalui babak delapan besar tersebut dengan kemenangan atas wakil China.
Wakil Merah Putih ini menang dengan skor ketat, 21-15, 20-22 dan 21-17 dalam pertandingan melelahkan yang berlangsung 1 jam 37 menit.