Perjalanan Karier Eng Hian yang Pernah Cetak Sejarah untuk Bulutangkis Singapura
INDOSPORT.COM - Nama Eng Hian akhir-akhir ini memang tengah meroket usai membawa anak didiknya, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, meraih medali emas ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 pada awal Agustus 2021.
Namun siapa sangka, sebelum berprestasi bersama Greysia/Apriyani untuk Indonesia, Eng Hian adalah sosok pelatih bersejarah bagi Tim Nasional Singapura.
Peraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 ini pun menceritakan bagaimana kisahnya bisa menjadi pelatih yang sukses.
"Di tahun 2006, saya sudah mulai belajar melatih di klub PB Djarum, tetapi saya juga masih bermain, hanya saja tidak full time sebagai atlet," kata Eng Hian, dikutip dari Badminton Asia.
"Di 2007, saya mendapat tawaran untuk melatih Timnas Singapura selama enam tahun, atau sampai 2013."
"Pada 2013, saya kembali dan membuat akademi sendiri yang bernama Akademi Bulutangkis Eng Hian yang masih beroperasi sampai sekarang. Di 2014, saya mendapat tawaran untuk melatih tim ganda putri di Timnas Indonesia hingga sekarang."
Selama enam tahun itulah, pelatih yang akrab disapa Didi ini mampu mencetak sejarah bagi Timnas Singapura, mulai dari level turnamen Super Series hingga Kejuaraan Dunia.
"Di Singapura, saya pernah menjadi pelatih kepala tim ganda putri, putra, dan campuran di Timnas Singapura, termasuk tim juniornya," ungkap Didi.
"Di 2008, saya membantu memimpin tim junior ganda putri Singapura untuk memenangkan Kejuaraan Dunia Junior yang merupakan pertama dalam sejarah bulutangkis Singapura."
"Di 2010, saya membantu memimpin tim ganda putri untuk memenangkan turnamen di level Super Series untuk pertama kalinya."
1. Direkrut PBSI
Berbekal prestasi itulah Eng Hian direkrut oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk melatih sektor ganda putri.
Sektor ini sendiri menjadi satu-satunya sektor di Indonesia yang belum memiliki prestasi mentereng seperti sektor-sektor lainnya. Berkat kerja keras dirinya dan anak asuhnya, Eng Hian mampu membangkitkan sektor ganda putri hingga di kancah internasional.
"Dari prestasi tersebut, PBSI merekrut saya karena di nomor ganda putri belum pernah meraih gelar (besar) apapun," ujar pelatih 44 tahun tersebut.
"Jadi pada Maret 2014, saya gabung dengan PBSI dan pada Agustus, tim ganda putri yang diwakili Greysia Polii/Nitya Maheswari, menang di Asian Games setelah gagal selama 30 tahun,
"Sayangnya pada 2017, Nitya cedera dan dia tidak bisa kembali pasca pemulihannya. Akhirnya Greysia berpasangan dengan Apriyani Rahayu hingga sekarang," tutur Eng Hian.