Eng Hian Beri Penjelasan soal Flandy Limpele dan Hendrawan Tidak Kunjung Latih Indonesia
INDOSPORT.COM - Terdapat 12 pelatih bulutangkis Indonesia yang berkarier di luar negeri dan mereka tersebar dari sembilan negara, termasuk Flandy Limpele dan Hendrawan yang kini melatih Malaysia.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara di Asia yang berhasil melahirkan atlet-atlet terbaik di cabang olahraga (cabor) bulutangkis.
Kiprah manis para pebulutangkis Indonesia pun tetap terlihat kala mereka sudah banting setir menjadi pelatih. Beberapa di antaranya memutuskan untuk melatih pemain dari negara lain.
Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) bahkan telah mempekerjakan sejumlah pelatih Indonesia, dengan empat di antaranya saat ini memimpin departemen masing-masing.
Mereka adalah Hendrawan yang membawahi tunggal putra, Flandi Limpele (ganda putra), Indra Wijaya (tunggal putri) dan Paulus Firman (ganda campuran).
Khusus untuk Hendrawan dan Flandi, mereka telah membuat dampak besar dengan membimbing pemainnya seperti Lee Zii Jia dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang masing-masing meraih gelar All England 2021 dan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Aaron/Wooi Yik memupus harapan Indonesia untuk merebut emas Olimpiade Tokyo di sektor ganda putra ketika mereka mengalahkan peringkat 1 dunia Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi dan peringkat 2 Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di perebutan medali perunggu.
Hasil itu membuat ganda putra Indonesia gagal meraih medali Olimpiade selama tiga edisi berturut-turut atau sejak terakhir kali diraih Markis Kido/Hendra Setiawan pada Olimpiade 2008 lalu di Beijing, China.
1. Semua Pelatih Ingin Melatih Indonesia
Eng Hian, pelatih Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang meraih emas Olimpiade Tokyo 2020 yakin sebagian besar orang Indonesia akan senang mengabdi pada negara mereka jika diberi kesempatan.
“Semua orang ingin melatih di negara mereka sendiri. Namun, kuota pelatih di timnas terbatas,” kata Eng Hian dalam wawancara dengan Badminton Asia.
“Kami masih perlu mengurus mata pencaharian kami sendiri, mencari uang untuk keluarga, dan banyak lagi."
“Bagi saya pelatih bisa bekerja di mana saja karena lagi-lagi kesempatan melatih timnas terbatas jadi kalau kita ketemu di lapangan dan mereka melatih negara lain, tidak apa-apa karena itu tugas kita."
“Kami punya kebutuhan, dan pekerjaan kami yang perlu kami selesaikan sesuai kemampuan kami,"terangnya.
Semasa menjadi pemain, Eng Hian dan Flandi Limpele dikenal karena sukses menyabet perunggu di Olimpiade Athena 2004.
Mantan pelatih tim bulutangkis Singapura ini mengaku masih menjalin persahabatan yang erat dengan Flandi Limpele.
“Hubungan kami selalu baik. Bahkan sebelum kami dipasangkan, kami sudah dekat," lanjut Eng Hian.
“Sejak kami menjadi mitra, kami masih berbicara satu sama lain dan memiliki hubungan yang baik. Soal dia di Malaysia dan saya di Indonesia, tidak ada masalah karena kami bekerja di sektor yang berbeda. Saya melatih ganda putri, dia melatih ganda putra," sambungnya.
“Bahkan jika kami saling berhadapan, itu tidak akan menjadi masalah karena kami profesional. Ada hal-hal yang terjadi di lapangan dan sesudah itu, kami ngopi-ngopi di luar," tuntasnya.
Selain Flandy Limpele dan Hendrawan, pelatih Indonesia lainnya yang bekerja di luar negeri adalah Rexy Mainaky (Thailand), Mulyo Handoyo (Singapura, dan Namrih Suroto (India).
Bahkan pemain yang membuat kejutan di Olimpiade Tokyo, Kevin Cordon dilatih oleh pria asal Solo, Muamar Gadafi.
Pebulutangkis Guatemala ini mampu menembus semifinal Olimpiade Tokyo sebelum akhirnya kalah dari peraih medali emas, Viktor Axelsen.
Kevin Cordon akhirnya menempati peringkat keempat setelah kalah dari Anthony Ginting dari Indonesia di perebutan medali perunggu.