PB Pisok: Pencetak Deyana Lomban, Liliyana Natsir hingga Greysia Polii
INDOSPORT.COM - Ada jasa klub kecil di Manado, Sulawesi Utara, yang melahirkan sederet pebulutangkis putri berkualitas dan diakui oleh dunia, yakni PB Pisok. Mereka antara lain Deyana Lomban, Liliyana Natsir, dan Greysia Polii.
Deyana Lomban merupakan peraih medali emas di Piala Uber 1996 dan medali perak di 1998. Kemudian, ada Liliyana Natsir yang sukses meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 di sektor ganda campuran, berpasangan dengan Tontowi Ahmad.
Baru-baru ini, jebolan PB Pisok, yakni Greysia Polii, meneruskan tren medali emas Olimpiade Tokyo 2020, kini di sektor ganda putri, sehingga terukir sejarah baru.
Meihat fenomena ini, Deyana Lomban pun terkenang dengan gaya pelatihan PB Pisok yang berbeda dari klub lainnya, karena tak hanya fokus pada teknik, tapi juga mental.
"Klub Pisok itu punya semboyan: Mati kalau Mati," kenang Deyana Lomban saat menjadi bintang tamu dalam program Ngulik Piala Sudirman, tayang di Youtube PB Djarum.
"Artinya, kalau saya sudah masuk lapangan, tanggung jawab sudah milik saya sendiri. Pelatih itu tinggal pajangan, semua yang menentukan itu kita," jelas Deyana lagi.
Mantan pebulutangkis ganda putri itu mengaku jika para pelatih di PB Pisok kerap menempa mental pemainnya dengan keras, agar memiliki jiwa pantang menyerah.
"Pokoknya selagi kalian tahu kalau musuh kalian itu nggak makan batu, cuma makan nasi, ngapain takut, lawan aja," ungkapnya.
1. Tinggal Kenangan
Namun, PB Pisok kini hanya jadi kenangan. Sang pendiri klub, Simon Petrus Goni atau akrab disapa Om Spego, telah meninggal dunia pada pertengahan Agustus lalu.
"Sedihnya, pemilik klub baru meninggal, bulan lalu. Klub sudah nggak ada, sudah lama nggak aktif. Saya juga nggak terlalu ngikutin lagi sih," tuntas Deyana Lomban.
Deyana Lomban sendiri kini memilih untuk meninggalkan Manado dan menetap di New Jersey, Amerika Serikat. Dia menekuni karier sebagai pelatih bulutangkis di klub lokal.