Media Denmark Sebut Jonatan Christie Tulis Sejarah Indah di Piala Thomas Usai Tragedi
INDOSPORT.COM – Media Denmark menyebut Jonatan Christie telah mengukir sejarah indah untuk bulutangkis Indonesia lewat Piala Thomas 2020 meski baru saja mendapat tragedi.
Di partai final Piala Thomas 2020, Jonatan menjadi penentu kemenangan tim Merah Putih usai tim Indonesia unggul 2-0 atas China.
Media TV2 Sports Denmark menyebut pemain berusia 24 tahun itu sebagai ‘marathon man’. Pasalnya ia harus kembali berjuang dalam pertandingan sulit dan panjang di final melawan Li Shi Feng.
Padahal sehari sebelumnya, ia juga harus bermain selama 1 jam 40 menit melawan jagoan Denmark, Anders Antonsen.
Melawan tunggal China, Jonatan bermain selama 1 jam 22 menit. Namun setelah perjuangan tiga set yang berakhir 21-14, 18-21, dan 21-14, Jonatan menyegel kemenangan untuk Indonesia di Piala Thomas setelah 19 tahun puasa gelar.
Dalam artikel bertajuk ‘Marathon man menuliskan sejarah indah dan mengamankan kemenangan Piala Thomas Indonesia’, TV2 Sports pun menulis hasil yang dituai Jonatan sebagai kemenangan yang terindah. Bagaimana tidak, Jonatan menjelma jadi pahlawan untuk negaranya.
Padahal, ia baru saja mengalami tahun yang amat berat ketika sang kakak berpulang akibat Covid-19. Kedua orang tuanya pun sempat terjangkit penyakit yang sama.
1. Menolak Disebut Pahlawan
Namun dalam wawancara usai pertandingan bersama Badminton Europe, Jonatan tetap membumi dan mengelak ketika disebut pahlawan.
“Saya nggak merasa jadi pahlawan, karena kita semua punya banyak pemain yang menjadi pahlawan. Ada juga anggota tim lainnya, tim terapis, dokter, terapi, pelatih, juga pahlawan,” kata Jonatan Christie.
“Kita hanya mencoba yang terbaik di lapangan dan ya, seluruh tim Indonesia adalah pahlawan,” tukasnya.
Berkat kemenangan ini, Indonesia pun masih menahbiskan diri sebagai negara dengan gelar Piala Thomas terbanyak, yakni 14 trofi.
China yang menjadi runner-up pada edisi kali ini menyusul di tempat kedua dengan 10 trofi, lalu Malaysia dengan lima trofi, dan Denmark serta Jepang dengan masing-masing satu trofi.