Telak, 'Sentilan' Liem Swie King Soal Peran Pemerintah di Bulutangkis
INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King curhat bahwa pemerintah kurang memperhatikan nasib atlet yang sudah tidak lagi bermain.
Indonesia tak pernah kekurangan mencetak para pebulutangkis kelas dunia. Dari masa ke masa selalu lahir atlet bertalenta dan disegani dunia Internasional.
Sejak zaman Rudy Hartono, Liem Swie King, Susy Susanti, Taufik Hidayat, hingga era Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Indonesia selalu mengirim wakilnya untuk menyabet gelar bergengsi, baik Olimpiade, Piala Thomas & Uber maupun kejuaraan dunia lain.
Akan tetapi hingar bingar sejumlah atlet tersebut hanya tersorot saat sang atlet naik podium. Seusai gantung raket alias pensiun tak jarang nasib atlet jadi bahan pemberiaan lantaran kurangnya perhatian pemerintah.
Salah satunya yakni Tati Sumirah, legenda bulutangkis tanah air yang turut menghantarkan Indonesia merebut Piala Uber pertama di tahun 1975.
Sebelum berjuang melawan penyakitnya dan wafat pada pada Kamis (13/02/20), masa hidup Tati Sumirah dihabiskan dalam keterbatasan ekonomi. Tak jarang ia menerima uluran tangan untuk menyambung hidup keluarga kecilnya.
Kisah pilu yang dialami Tati Sumirah barangkali satu dari sekian atlet yang nasibnya tak lagi diperhatikan pemerintah semenjak pensiun. Hal tersebut rupanya jadi perhatian bagi legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King.
1. Curhatan Liem Swie King
Liem Swie King, sosok legendaris di dunia bulutangkis Indonesia curhat bahwa pemerintah kurang memperhatikan nasib atlet yang sudah tidak lagi bermain.
Dikutip dari salah satu perbincangan Liem Swie King dalam acara Mata Najwa pada Rabu (20/10/21) malam, Liem Swie King merasa jika pemerintah memang memberi apresiasi tinggi pada para atlet yang masih bermain, namun jika sang atlet tersebut sudah tidak aktif lagi alias gantung raket ia merasa pemerintah jadi kurang perhatian.
“Banyak pemain yang kurang sukses dan butuh perhatian juga dari negara. Menurut saya selama kita masih main, perhatian negara itu ada. Tapi disesalkan adalah ketika kita sudah tidak main, perhatian negara kurang,” kata Liem Swie King dalam acara Mata Najwa pada Rabu (20/10/21) malam.