Usai Tuduh Mantan Pejabat China, Petenis Peng Shuai Kini 'Menghilang'
INDOSPORT.COM - Petenis asal China, Peng Shuai menghilang usai membongkar kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh mantan wakil Perdana Menteri China, Zhang Gaoli.
Peng Shuai menyebut jika Zhang Gaoli telah melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya. Petenis berusia 35 tahun itu menceritakan bahwa Gaoli memaksanya untuk tidur bersama.
Pengakuan tersebut tercurah dalam postingan di akun media sosial Weibo milik Peng Shuai. Dalam postingannya, Shuai merinci mengenai kejadian pelecehan seksual yang dialaminya.
Meski demikian, postingan tersebut langsung dihapus 20 menit kemudian. Tak cuma itu saja, semua postingan di akunnya pun telah dihapus dari situs.
Dilansir dari Daily Star, akun Peng Shuai tampaknya telah dinonaktifkan untuk sementara waktu. Dalam hal ini Shuai menjadi orang pertama yang berani angkat suara mengenai kasus pelecehan yang dilakukan oleh salah satu tokoh pemimpin politik senior di negara China.
Setelah membongkar kasus itu, petenis yang sempat menduduki peringkat ke-14 di dunia tersebut tiba-tiba menghilang dan belum terlihat di depan publik hingga saat ini.
Juru bicara kementerian luar negeri Beijing membantah semua klaim itu ketika ditanya tentang masalah pelecehan seksual yang dilakukan Zhang Gaoli.
1. Pengakuan Peng Shuai
"Saya belum pernah mendengarnya dan itu bukan pernyataan diplomatik," ujar juru bicara kementerian luar negeri Beijing menanggapi.
Peng Shuai dan Zhang Gaoli saling mengenal sejak 2011. Setelah itu Gaoli dilaporkan memutuskan hubungan dengan Shuai ketika dipromosikan ke Komita Tetap Politbiro.
Pada 2018 lalu, pria yang kini berusia 75 tahun itu memutuskan untuk pensiun. Peng Shuai mengatakan bahwa saat itu Zhang Gaoli sempat mengundangnya untuk makan malam bersama istrinya.
Setelah itu Shuai mengklaim bahwa Gaoli telah memaksanya untuk berhubungan seks.
"Saya tahu bahwa untuk seseorang dengan status seperti Anda, Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli, Anda telah mengatakan bahwa Anda tidak takut. Tetapi saya akan tetap berbicara jujur tentangmu," tulis petenis yang pernah menjadi juara Wimbledon tersebut.
"Sore itu saya tidak memberikan persetujuan dan tidak bisa berhenti menangis. Anda membawa saya ke rumah Anda dan memaksa saya untuk berhubungan," sambungnya lagi.