Praveen/Melati Dicoret dari Pelatnas? Ketum PBSI: Itu Biasa, Bukan Kontroversi
INDOSPORT.COM - Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna menyatakan jika promosi dan degradasi atlet bulutangkis adalah hal yang biasa, bukan kontroversi.
Beberapa waktu lalu, beredar kabar jika pasangan pebulutangkis ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti tidak akan bermain di Pelatnas PBSI lagi.
Selain Praveen/Melati, juga ada dua nama pebulutangkis ganda putra yang keluar atau mundur dari Pelatnas PBSI, Sabar Karyaman Gutama dan Moh. Reza Pahlevi Isfahani.
Selain itu, masih ada nama Gloria Emanuelle Widjaja, Ghifari Anandaffa Prihardika, Akbar Bintang Cahyono, Andika Ramadiansyah, dan Marsheilla Gischa yang dirumorkan.
Padahal, beberapa nama tersebut tengah dalam performa yang baik, sehingga cukup banyak penggemar bulutangkis yang menyayangkan keputusan PBSI tersebut.
Namun, menurut Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna, proses promosi dan degradasi atlet bulutangkis di Pelatnas PBSI adalah hal yang biasa di setiap tahun.
Karena itu, ia meminta agar promosi dan degradasi ini jangan menjadi kontroversi. Sebab, pihak Pelatnas sudah melakukan penilaian secara obyektif untuk tahun 2022.
"Tahun ini promosi dan degradasi tetap menggunakan metode dan kriteria yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya," ungkap Agung pada Senin (10/01/22).
"Hal itu dilakukan secara obyektif untuk tumbuh dan berkembangnya atlet-atlet muda berbakat," lanjut Agung Firman.
"Jadi, promosi dan degradasi ini adalah hal yang biasa terjadi setiap tahun di Pelatnas. Demikian pula tahun ini, PBSI melakukan promosi dan degradasi," tegas Agung.
1. Seleknas 2022 jadi Ajang Regenerasi
Perlu diketahui, PBSI saat ini tengah melakukan Seleksi Nasional (Seleknas) terhadap ratusan atlet bulutangkis muda dari seluruh Indonesia, 10-15 Januari 2022.
Bermain di Pelatnas PBSI di Cipayung, pemenang di tiap nomor dan kategori akan masuk ke Pelatnas, sebagai regenerasi untuk atlet yang degradasi tahun 2022 ini.
Usai Seleknas, Agung Firman Sampurna akan rapat bersama Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky dan jajaran pelatih untuk memutuskan siapa yang promosi dan degradasi.
"Karena itu, proses promosi dan degradasi itu hal biasa, terjadi setiap tahun. Makanya saya minta proses promosi dan degradasi itu jangan jadi kontroversi," tuntas Agung.