Pelatih Rafael Nadal Khawatir Karier Novak Djokovic Mandek Gara-Gara Vaksin
INDOSPORT.COM – Pelatih Rafael Nadal, Carlos Moya, khawatir karier Novak Djokovic akan terancam jika sang petenis nomor satu dunia itu tetap kukuh tak mau divaksinasi Covid-19.
Rafael Nadal kini memimpin perebutan takhta pemilik gelar Grand Slam tunggal putra terbanyak, usai memenangkan Australian Open 2022 lalu. Kini ia mengoleksi 21 gelar, satu gelar lebih banyak ketimbang Novak Djokovic dan Rafael Nadal.
Djokovic sendiri melewatkan kesempatan untuk memimpin perebutan gelar terbanyak ini usai dideportasi dari Australia karena tak bisa memenuhi syarat vaksinasi Covid-19.
Kini dengan berbagai turnamen Grand Slam yang mewajibkan para peserta dan semua yang terlibat untuk memenuhi syarat vaksin, karier petenis Serbia itu ke depannya akan terancam.
Djokovic diragukan bisa berpartisipasi di dua turnamen Grand Slam terdekat, yakni French Open (Roland Garros) dan US Open 2022. Keputusan Djokovic untuk tak mau divaksin pun membuat pelatih Nadal, Carlos Moya khawatir.
“Saya tak yakin Djokovic anti-vaksin, tapi dia selalu menjaga haknya untuk memilih,” tuturnya kepada stasiun radio Spanyol, Onda Cero.
“Namun dia sekarang dalam posisi sulit. Saya rasa kemenangan Rafa tidak akan mengubah pikirannya. Namun jelas jika dia tidak divaksinasi, maka dia akan tertinggal di pertarungan yang telah lama ia perjuangkan.”
“Saya pikir akan sulit baginya untuk berkompetisi di turnamen Grand Slam jika dia tidak divaksinasi, dan kariernya akan berada dalam bahaya serius,” tegasnya.
1. Dideportasi dari Australia
Kasus Novak Djokovic di Australia bermula ketika ia diberikan pengecualian terhadap syarat vaksinasi oleh dua panel medis dan panitia penyelenggara untuk bermain di Australian Open 2022.
Pasalnya, ia menunjukkan bukti bahwa ia positif Covid-19 baru-baru ini. Ia lalu menerima visa untuk masuk ke Australia. Namun kemudian petugas border menyatakan pengecualian itu tidak valid.
Akhirnya, pemerintah Australia pun mencabut visa Novak Djokovic. Mereka menilai kehadirannya bisa memunculkan sentimen anti-vaksin di negara tersebut. Djokovic pun dideportasi sehari sebelum turnamen Australian Open dimulai.