Pengamat Sebut Bubble Bulutangkis Bohongan, Humas PBSI: Saya Tersinggung!
INDOSPORT.COM - Pengamat olahraga, Anton Sanjoyo menyebut sistem bubble yang dilakukan Festival Bulutangkis Indonesia (IBF) tidak standar. PBSI buka suara.
Dalam siaran langsung di Metro TV, Jumat (11/2/22) lalu, Anton Sanjoyo menyebut jika PBSI melakukan sistem bubble bubble-an atau bubble bohongan selama kegiatan.
Hal ini adalah buntut dari maraknya kasus penyebaran virus Corona (Covid-19) di Bali, yang menimpa sejumlah klub Liga 1, hingga timnas Indonesia batal ke Piala AFF U-23.
Menurut Anton Sanjoyo, walau menerapkan sistem bubble, penyelenggara (PBSI) membolehkan wartawan masuk lapangan, padahal mereka menginap di hotel lain.
"Jadi, ini bubble bubble-an, bubble bohongan, sangat berisiko menularkan Covid-19 atau menjadi cluster baru di Festival Bulutangkis tersebut," ucap Anton.
Tak pelak, Humas PP PBSI, Deri Destanto langsung bereaksi dan memprotes ucapan Anton Sanjoyo melalui akun Twitter pribadinya.
"Saya sebagai bagian dari IBF jelas tersinggung dengan adanya kalimat bubble-bubblean atau bubble bohongan," kata Deri Destanto pada Minggu (13/2/22).
Deri menjelaskan bahwa sistem bubble yang dilakukan IBF adalah bubble yang sudah disetujui BWF sebagai federasi bulutangkis dunia, dan berkoordinasi dengan BNPB serta Kementerian Kesehatan.
1. IBF vs Liga 1
Hanya saja, karena keterbatasan jumlah kamar, PBSI akhirnya meminta wartawan untuk menginap di hotel lain, tapi tetap menerapkan sistem bubble yang tertutup.
"Benar wartawan ditempatkan di hotel lain, tapi hotel tersebut juga menyiapkan wing khusus dan dijaga oleh security selama 24 jam, khusus untuk kami," ungkap Deri lagi.
"Dan merupakan extension bubble IBF. Jadi istilahnya bubble to bubble. Jaraknya pun dekat, hanya 1,8 km (silakan cek Westin ke Ibis Benoa)," lanjut Humas PBSI tersebut.
Sebagai penutup, Deri Destanto mengaku jika ia tersinggung dengan ucapan Anton Sanjoyo, yang membandingkan gelaran IBF dengan Liga 1 sebagai cluster Covid-19.
"Saya sebagai bagian dari IBF, saya jelas tersinggung dengan adanya kalimat bubble-bubblean atau bubble bohongan," cetusnya.
"Tidak pas rasanya menghubung-hubungkan IBF dengan Liga 1, karena sekali lagi, IBF itu nol case dan tidak menyebabkan klaster," pungkas Deri Destanto melalui akun Twitter pribadinya.