Susy Susanti Baca Peluang Tunggal Putri Indonesia di SEA Games 2022, Yakin Emas?
INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti membaca peluang tunggal putri Indonesia merebut medali emas di SEA Games 2022, Mei nanti.
Susy Susanti mengatakan bahwa persaingan di sektor tunggal putri sangat ketat. Oleh karena itu, Putri Kusuma Wardani dkk harus berjuang ekstra keras untuk meraih medali.
"Memang kekuatan bulutangkis dunia, khususnya putri, ada di Asia, sehingga persaingan sangat ketat," ungkap Susy Susanti pada Senin (18/04/22) kemarin.
"Untuk Indonesia, tentunya kita butuh kerja ekstra keras untuk minimal bisa mendapat medali," jelas Susy soal peluang tunggal putri di SEA Games dan Asian Games.
Ya, selain SEA Games 2021, tahun ini juga akan digelar Asian Games 2022 di Hangzhou, China, pada September mendatang.
Susy Susanti, peraih delapan medali emas SEA Games di nomor tunggal putri dan beregu putri tersebut menilai banyak negara yang patut diwaspadai kali ini.
"Kalau melihat dari ranking dan hasil pertandingan selama ini, memang saat ini kekuatan untuk sektor putri Asia cukup ketat," cetusnya.
"Selain China, Jepang, dan Korea Selatan, ada juga China Taipei, Thailand, India, dan ada beberapa pemain dari Hong Kong, Singapura, dan Malaysia," tambah Susy Susanti.
Indonesia mengirimkan sepuluh pemain putri untuk SEA Games 2022, digawangi oleh Gregoria Mariska Tunjung, Putri KW, Saifi Rizka Nurhidayah, dan Siti Fadia.
Kemudian, ada Stephanie Widjaja, Apriyani Rahayu, Ribka Sugiarto, Febby Dwijayanti Gani, Pitha Haningtyas Mentari, dan juga Mychelle Crhystine Bandaso.
1. Tunggal Putri Bertekad Akhiri Puasa Gelar 9 Tahun
Skuat bulutangkis Indonesia membidik medali emas di SEA Games 2022, termasuk di sektor tunggal putri. Namun, hal ini tentu bukan tugas yang mudah bagi Putri KW dkk.
Indonesia terakhir meraih medali emas tunggal putri di SEA Games 2013 di Myanmar. Bellaetrix Manuputty kala itu menundukkan pemain Thailand, Busanan Ongbamrungphan (9-21, 21-13, 21-13).
Sedangkan di Asian Games, tugas Indonesia jauh lebih susah. Merah Putih hanya pernah sekali mencicipi medali emas tunggal putri.
Di Asian Games 1962 di Jakarta, Minarni yang sukses meraih medali emas setelah menang di partai All-Indonesian Final, menghadapi Corry Kawilarang.
Menurut Susy Susanti, ada beberapa hal yang menjadi penyebab tunggal putri sulit bersaing dengan negara-negara lainnya.
"Pemain-pemain putri kita tidak sebanyak putra bibitnya. Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra," ungkap Susy Susanti.
"Itulah yang membuat kenapa sampai sekarang di sektor putri sendiri, kita masih belum juga menunjukkan prestasi yang diharapkan," tambahnya lagi.
Namun Susy Susanti yakin jika PBSI sudah menyiapkan program pembinaan terbaik, dan atlet-atlet terbaik untuk SEA Games, Asian Games, dan kejuaraan lainnya.
"Saya percaya bahwa pembinaan, program PBSI sudah dipersiapkan untuk semua sektor, tidak hanya putri. Memang butuh kerja keras untuk menelurkan bibit-bibit unggul untuk menciptakan prestasi baru," pungkasnya.
2. Percaya Gregoria dan Putri KW
Sebagai penerusnya di sektor tunggal putri, Susy Susanti percaya dengan kemampuan Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani, yang bisa bersaing di level dunia.
"Gregoria Mariska masih menjadi salah satu pemain unggulan kita. Tetapi ada juga Putri KW yang mulai menunjukkan prestasinya," ujar Susy Susanti menutup pembicaraan.
Sebelum turun di SEA Games 2022, Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani akan mengikuti Badminton Asia Championship (BAC) 2022 terlebih dulu.
Turnamen Badminton Asia Championship (BAC) 2022 akan segera digelar pada 26 April hingga 1 Mei mendatang di Manila, Filipina.